Lihat ke Halaman Asli

Bebek Nungging Diseret Bebek Comel, Sang Garuda Merah KMP Ngintip

Diperbarui: 22 Maret 2016   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Neng untuk beberapa bulan ini stop dulu goyang itiknya, gegara bebek nungging punya neng dilaporin ke polisi, kalau pengen lihat neng goyang bebek nungging mampir aje ke kantor polisi", kira-kira begitu pesan neng ke abang.

Untuk sementara kita puasa dulu lihat bebek bergoyang, satu-satunya bebek yang pintar goyang yaitu milik Zaskia Gotik, padahal bebeknya belum peragakan cara nungging, hanya baru ngomongin bebek nungging langsung dilaporin polisi. Mungkin sang pelapor khawatir kalah bersaing bisnis bebek atau khawatir si gotik nungging benaran tidak pakai celana dalam.

Siapa gerangan yang melaporkan si gotik ke polisi? Terkonfirmasi dari bos celana dalam dari negeri kompasiana inisial P, bahwa yang melaporkan si gotik adalah anggota DPD Fahira Idris tidak jelas statusnya politisi atau bukan, dibilang politisi bukan, dibilang bukan politisi nangkringnya di gedung DPR, samar-samar namanya SEMI Politisi kali! dan ada lagi parataknormal ki kusumo ikut-ikutan mau melaporkan si gotik mungkin masalah kehabisan celana dalam kering, hujan terus tidak kering-kering.

Tidak tahu pasti apa yang mendorong seorang anggota DPD Fahira Idris melaporkan si Gotik ke polisi, apakah ada persaingan bisnis bebek atau ada momen menyambut pilkada DKI yang lagi hangat-hangatnya. Sulit untuk ditebak apalagi posisinya sebagai semi politisi, arahnya yang semi-semi bikin penasaran. Apakah ada agenda politik yang tersembunyi dibalik celana sang senator? Kemungkinan tersimpan banyak kartu nama yang disembunyikannya antara kartu nama Cagub atau kartu nama bisnis bebek.

Seandainya kartu nama Cagub kemungkinan sudah disiapkannya jauh-jauh hari sejak perseteruannya soal jualan miras. Memang perlu proses untuk mendongkrak popularitas, sepertinya kurang menjual dari sosok Fahira, kalau mengarah bisnis bebek kelihatan lebih berbakat daripada jadi SEMI Politisi. Tentu Fahira harus kerja keras kalau ingin sukses seperti Si Gotik, Bebek Nunggingnya sudah terkenal dimana-mana padahal hanya sekali sebut saja. Untuk bisa bersaing Fahira lebih cocok menamakan "Bebek Comel" diyakini pasti kabur si bebek nungging. Kalau si bebek nungging buang angin maka si bebek comel keluar jurus langkah seribu.

Persaingan bisnis antara Bebek Comel dengan Bebek Nungging menyita perhatian sampai ke telinga Garuda Merah milik KMP Mbah Wowok, penasaran apa yang terjadi si mpuh terjun langsung dari persembunyian cari tahu sambil menunggang kuda mencari tempat yang aman, akhirnya menemukan pohon yang paling tinggi, melalui atas pohon tersebut sang mpuh memulai aksi mengintip, ternyata benar si Bebek Nungging diseret ke kantor polisi oleh Bebek Comel gegara menghina lambang negara. Mendadak si mpuh mbah wowok tertawa sambil bergumam "si bebek nunggingkan masalah tanya jawab, jawabannya kan antara salah dan benar kenapa urusannya sampai ke polisi segala, kan bisa mbah bina di kandang kuda. Lambang Garuda saja mbah ubah jadi merah ga ada yang lapor".

Apakah garuda merah menyerupai lambang negara? Jelas sangat serupa bukan mirip lagi, kenapa si bebek comel tidak melaporkan ke polisi waktu itu dan aparat hukum tidak mempermasalahkannya? Itukan termasuk penghinaan dengan cara mengubah warnanya. Betul kata mbah reot "hukum tajam kebawah, tumpul ke atas". Tidak hanya diubah warnanya tetapi dipergunakan untuk kampanye parpol. Edannnnnnn......!!!!!!!!!

Seandainya Fahira tidak melaporkan si garuda merah juga, maka dia sudah tidak berlaku adil dan sepantasnya dia disebut BEBEK COMEL yang hanya mencari panggung politik sandiwara.

"Neng jangan khawatir, abang akan jenguk neng ke kantor polisi segera, Karena abang penasaran belum lihat neng peragakan bebek nungging seperti apa ya.. Jangan lupa pakai celana dalamnya om pebr.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline