Lihat ke Halaman Asli

Motif Ibu Ani Capres 2019, SBY "Bapak Gubernur DKI"

Diperbarui: 18 Maret 2016   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sunyi senyap tidak ada ayam beranak mendadak muncul nama Ani SBY Calon Presiden 2019 disaat SBY mengadakan Tour De Java. Siapa lagi kalau bukan kadernya yang memunculkan nama tersebut.

Mendadak Tour De Java dan munculnya nama Ani SBY Capres 2019 bersamaan waktu sedang hangat-hangatnya pencalonan Gubernur DKI Jakarta menimbulkan pertanyaan kecil apakah ada motif Demokrat mengusung Ani SBY sebagai calon DKI 1? Agar kesannya tidak mencolok dengan cara para kader menggoreng nama Ibu Ani untuk menaikkan elektabilitasnya secara perlahan, kemudian tinggal cari pengamat bayaran untuk mengaung-ngaung, seperti contoh Emrus Sihombing hasil surveynya tinggi tentang si "wanita emas".

Setelah pengamat bayaran teriak sana sini selanjutnya sang kader terutama si Poltak Ruhut Sitompul merespon dengan suka cita dan mendorong akhirnya "jadi itu barang", apalagi kursi Demokrat di DPRD DKI Jakarta ada sekitar 10 kursi tinggal butuh 12 kursi menjadi 22 kursi agar bisa diusung. Apa salahnya menurut Prof.Yusril sebagai batu loncatan menuju RI 1 tahun 2019 nanti (salah satu pernyataan yang membuat partai lain tidak mengusungnya kecuali Maharnya cocok haa..). Sudahlah om Yusril!

Apakah ada peluang terpilih? Tentu kita berharap ibu Ani bisa terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, satu-satunya Gubernur DKI yang pertama dari kaum perempuan.

Seandainya ibu Ani terpilih maka bagaimana dengan posisi SBY?

Kalau bagi masyarakat indonesia khususnya warga Jakarta memanggil Ahok biasanya disapa "Bapak Gubernur" dan istrinya Veronika dipanggil "Ibu Gubernur". Bagaimana seandainya Ibu Ani SBY disapa? Sama, akan disapa "Ibu Gubernur" dan tidak akan heran suatu hari nanti ada yang menyapa SBY "Bapak Gubernur".

Yang mengherankan bagi pejabat, Duta Besar atau Presiden negara lain suatu saat berkunjung, misalkan Presiden Korea Utara Kim Jong Un berkunjung ke kantor Gubernur menemui Gubernur Ibu Ani SBY, kebetulan Bapak SBY ikut menemani Ibu Gubernur. Tentu Presiden Kim jong Un akan kaget melihat SBY yang setahu dia sebagai Presiden Indonesia, kemudian Mr.Kim bertanya "Bapak Presiden SBY kok ada disini?" SBY menjawab "10 tahun kemarin saya selalu ditemani istri, sekarang gantian saya menemani istri disini selama 5 tahun, jadi mohon maaf saya sudah bukan "Bapak Presiden" lagi tetapi "Bapak Gubernur" karena istri saya jadi "Ibu Gubernur". Mr.Kim bertanya " turun pangkat dong?", SBY jawab "tidak! Kemarin istri saya hanya Ibu Rumah Tangga, sekarang jadi Ibu Gubernur artinya naik pangkat maka posisi saya adalah "suami penyeimbang" sesuai partai yang kami anut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline