Lihat ke Halaman Asli

Proyek Pariwisata dan Perampasan Lahan Kaum Tani

Diperbarui: 29 Maret 2017   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siginjai News

Pengembangan perkebunan dan pertambangan, NTB khususnya pulau Lombok juga di jadikan sebagai pusat pengembangan sector pariwisata, mulai dari kwasan sekaroh Lombok timur, kawasan tanjung aan kute hingga selong belanak di jadikan sebagai daerah parieisata. Dimana kawasan-kawasan tersebut sampai hari ini masih memiliki persoalan dengan masyarakat dan petani setempat ysng menolak tanah-tanah mereka dijarah oleh Negara.

PT. ITDC (Indonesia Tourism Development Cooperation) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang di tunjuk langsung oleh presiden SBY ketika itu untuk mengelola kawasan Mandalika Resort dengan luas lahan adalah 1.250 hektar yang melingkupi 4 desa yaitu desa kute (meliputi dusun kute, serenting, bunut dan ujung) desa sengkol meliputi ( meliputi dusun Grupuk dan aan), mertak ( meliputi dusun kliuh, sekembang, dan sereneng), desa suka dane ( meliputi dusun patiwong). 

Kawasan mandalika resort sebelumnya dikelolah oleh PT. LTDC ( Lombok torism development cooperation / prusahaan pengembangan periwisata Lombok) yang pada tahun 1998 -1999 oleh kekuatan gerakan kaum tani mampu di usir dilahan tersebut, akan tetapi oleh prov NTB kemudian HGB dan HPI yang sebelumnya dikuasai oleh PT. Emar. Pada tahun 2012 PT.Emaar hengkang dari lahan tersebut karena tidak mampu menyelesaikan persoalan sengketa lahan yang ada, ahirn a pemda kembali mengambil alih HGB dan HPL tersebut kemudaian menyerahkanya kepada PT. BTDC yang kini telah mengganti nama ITDC.

Sejajauh ini telah ada 7 (tujuh) perusahaan yang menandatangani Mou dengan PT. ITDC, adapun ketujuh perusahaan tersebut adalah PT. Gobel Internasional, PT. MNC Land (MNC Groups), Clup Suplaindo Medi teranee, PT. Cavana Deplopment (rajawali group), Ausrtarlia Cube’s Hotel PT. Wahana Kariya Suplando, dan PT. yonasindo Intra Pratama. Kemudian di susul oleh PT.Gbel internasional di bawah kepemimpinan rahmat Gobel sejauh ini telah menguasai, kawasan di mandalika Resort seluas 300 Ha. Dengan orientasinya adalah untuk membangun fasilitas ramah lingkungan untuk pengolahan airminum dan limbah. 

Selain itu PT. MNC Land (MNC Land Group) telah menguasai 400 Ha Lahan di kawasan mandalika resort. PT. MNC Land sendiri akan membangun theme park atau taman hiburan terintegrasi seperti Disneyland, underwater park dan tecnhno park. PT. MNC Land juga akan membangun lapangan Golf, sirkuit balap GP,  plenary hall untuk menyelenggarakan koser dan pelabuhan laut utuk kapal pesiar dan kapal laut. Pada tahap pertama ini PT. MNC Land telah berinvestasi di kawasan mandalika resort sejumlah 170 juta dengan pembagiannya adalah 20 juta untuk lapangan golf dan 150 juta untk hotel bintang 5.

PT. Canvas Development (Rajawali Group) dibawah pimpinan sekaligus pendirinya peter sondakh akan membangun dan mengembangkan hotel dan vila, serta high end resot di wilayah tanjung aan. Australia Marina Cube’s hotel sebagian salah satu perusahaan perhotelan terkemuka asal Australia akan membangun hotel berbintang. PT. wahana karya Suplaindo berencana mendirikan tempat pelatikhan dan keperawatan khusus yang para lulusannya yang akan dikirim keluar negeri, beserta fasilitas pendukungnya. Selain itu wahana karya juga akan menggeluti usaha perhotelan untuk pelatihan siswa yang belajar disekolah perhotelan, usaha Balai Latihan kerja Luar negri (BLKLN), Usaha Travel Agency, perbankan dan “Mejikal check up chenter”. PT. Yonasindo intra pratama berencana mendirikan tempat pelatihan dan keperawatan khusus akan di krim keluar negeri. Menajemen yonasindo juga akan membangun fasilitas pendukungnya.

Sedangkan clup mediteranee (club med) sebagai perusahaan terbesar yang juga bermitra dengan ITDC adalah perusahaan  asal prancis yang memang focus bergerak dibidang resort dan memiliki cabang di seluruh dunia, dan biasanya terdapat di lokasi-lokasi eksotis. Perusahaan operator hotel dan resort ternama didunia itu dimiliki oleh henri Giscard d’Estain, putra dari mantan presiden prancis periode 1974-1981 Giscartd’Estaing.

Untuk mensukseskan koridor V ini, utamanya pengembangan daerah pariwisata, pemerintahan Lombok timur yang di pimpin oleh ali BD, memberikan izin terhadap PT. TWBI milik Tomi Winata selaku pengusaha yang melakukan kerjasama dengan perusahaan asing akan melakukan penambangan pasir untuk reklamasi ”Teluk Benoa Bali” dimana dalam penambangan tersebut tentu telah banyak mendapatkan kritikan keras dari beberapa element masyarakat Lombok timur, karena dinilai akan merusak lingkungan dan merusak biota laut. Dan ancaman terbesarnya adalah terjadinya arus gelombang tsunami yang sewaktu-waktu dapat mengancap masyarakat pesisir pantai dan sekitarnya.https://www.google.com/search?q=LAHAN+KAUM+TANI+YANG+DI+RAMPAS&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj31uuQ5vvSAhVKv48KHVRPBJ4Q_AUICCgB&biw=1366&bih=627#imgrc=3KiWcH95S9N_cM: no 1




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline