Bulan suci yang paling ditunggu-tunggu oleh umat islam telah tiba. Suka cita dalam menyambut ramdhan dilakukan oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah dengan tradisi unik yang telah berlangsung secara turun temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini.
Jika di Aceh ada tradisi memangkas rambut serta mencukur kumis dan di Makassar ada tradisi Suru Maca yang menjadi penghormatan terhadap Tuhan yang maha esa dan mendoakan leluhur masyarakat suku Bugis maka di Wakatobi ada tradisi kacang jodoh yang jadi sarana mencari jodoh pemuda pemudinya.
Masyarakat disana awalnya menyebut tradisi ini dengan sebutan Herapo-rapo, namun seiring dengan berjalannya waktu tradisi ini menjadi sangat digemari oleh anak-anak kekinian dan namanya pun mengganti menjadi Kacang Jodoh. Tradisi ini menjadi ajang para gadis untuk menjual kacang didepan rumah mereka yang hanya berlangsung di malam bulan ramadhan.
Para gadis muda akan menggelar meja yang berisi kacang di depan rumah mereka pada malam hari setelah shalat tarawih. Dengan meja yang di terangi oleh lampu pelita, mereka akan menjajakan kacang di depan rumah sepanjang pinggiran jalan dan duduk manis menunggu hingga didatangi oleh pembeli dari berbagai penjuru yang didominasi oleh kaum pemuda.
Jualannya tak ada yang lain, hanya kacang tanah yang disangrai. Harga jualnya hanya seribu rupiah perlima butir. Setelah membeli kacang jodoh, sang gadis dengan pembeli akan bercakap untuk saling mengenal. Meskipun hanya sesederhana itu, jika sudah saling kenal mengenal, rasa saling suka, tempat jualan kacang tersebut bakal menjadi langganan hingga hari raya idul Fitri tiba.
Dulunya, para pemuda akan berkeliling untuk mencari para gadis yang menjual kacang jodoh, namun seiring dengan berjalannya waktu mereka akan saling mengabari terlebih dahulu lewat status di platform Facebook untuk mengetahui posisi masing-masing.
Source: Facebook
Dikutip dari Dispar Sultra, Jumat (24/03) Sebenarnya Tradisi Kacang jodoh bukan seperti namanya bahwa tradisi tersebut diperuntukkan benar-benar untuk mencari jodoh. Meskipun konon ada sudah mendapatkan jodoh karena tradisi ini, Kacang Jodoh lebih kepada ajang silaturahmi antara pemuda-pemudi untuk mengenal satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H