Lihat ke Halaman Asli

Wa Ode Alyana Putri Amsya

UIN Walisongo Semarang

Inilah Perspektif Dunia yang Sebenarnya

Diperbarui: 20 Juni 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Shutterstock.com

Dalam Surah Al-An'am ayat ke 32 Allah SWT berfirman

Artinya: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menyatakan bahwa maksud dari permainan dan senda gurau yang disampaikan dalam ayat tersebut yaitu tentang perkara -perkara yang dikerjakan dengan tujuan selain untuk mendapatkan perkenan Allah. 

Kemudian di dalam tafsir yang lain juga dijelaskan dari sisi etimologi, dunia yakni berasal dari kata yang artinya rendah atau dekat ini memang senada dengan sifat dunia. Dunia bersifat dekat, fana alias sangat cepat untuk usai.

Beranjak dari penafsiran di atas sebagaimana yang dipahami oleh segelintir orang tentang kehidupan dunia yang hanya sebentar, maka dari kenyataan tersebut mestinya muncul kesadaran bahwa sifat dunia yang cenderung fana harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

Eksistensi manfaat yang dimaksud tidak sebatas dengan melakukan ibadah mahdhah saja akan tetapi perlu ditunjang dengan ibadah yang bersifat ghairu mahdhah. Adapun contoh penerapan ibadah ghairu mahdhah meliputi bekerja, mencari ilmu, muamalah maupun jenis ibadah ghairu mahdhah lainnya.

Penekanan terhadap ibadah ghairu mahdhah menjadi entitas yang perlu ditekankan kepada umat islam. Bukan tanpa alasan, salah satu yang menjadi penyebab tertinggalnya umat Islam diduga karena adanya ketidakseimbangan antara pelaksanaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. 

Tidak jarang ditemukan segelintir orang yang menganggap bahwa melakukan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan Allah merupakan sesuatu yang tidak penting sehingga tidak menjadi keharusan untuk diprioritaskan. 

Munculnya anggapan ini kemudian melahirkan perspektif di tengah masyarakat Islam khususnya di era sekarang yang beranggapan bahwa mengejar dunia merupakan tindakan yang tidak begitu penting mengingat dunia hanyalah permainan belaka maka untuk apa diperjuangkan.

DR. Mohammad Nasih M.Si. mengumpamakan redaksi "permainan" dalam informasi yang disampaikan Al-Qur'an sebagai sebuah mobil mainan yang seringkali menjadi penyebab pertengkaran baik antara teman dengan teman yang lain maupun antara kakak dengan adiknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline