Lihat ke Halaman Asli

NUR MUHAEMIN NGKAAPO.

PENULIS PARUH WAKTU

Kuliah Doktor Biaya Sendiri, Bisa Saja

Diperbarui: 17 Januari 2019   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam novel " The Alkemist", Si penggembala mendapat nasehat dari sang raja" ketika kamu bercita-cita maka seluruh alam akan bersatu padu membantumu"  Apa yang kemudian bisa kita simpulkan dari narasi diatas? Hanya kamu yang bisa membatasi mimpimu. 

Untuk menggapai mimpi syaratnya gampang saja tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Untuk penganut paham pasimis radikal maka jalan yang paling mudah adalah tidur, untuk melanjutkan mimpi. 

Bagi mereka yang mengganut paham radikal positif justru untuk menggapai mimpi kita harus bangun dan berusaha.

Bagaimana dengan mereka yang bertekad kuliah doktor dengan biaya sendiri? Apa mungkin? Apa tidak  sebaiknya berhenti saja? Bukankah kuliah doktor biaya sendiri sangat menyiksa diri?

Jawabanya iya kalau dijadikan beban. Namun ada baiknya, sejenak kita merenungi perjalanan panjang kita dari proses mendaftar sampai kuliah. Ada banyak hal yang kita dapat dipuncak tertinggi  kuliah akademik ini . Mari mengenang proses kuliah , berbulan-bulan di dalam kelas , kita berhadapan dengan teori -teori yang membangun peradaban manusia yang tidak semua orang punya kesempatan mendalaminya. 

Debat dan diskusi panjang dikelas dengan para profesor dan teman-teman kita memberikan pencerahan yang bukan saja menambah wawasan kita namun juga membuat kita menata kembali seni bermasyarakat meredam emosi dalam bingkai intelektualisme.

Kita jadi tahu perkembangan negara kita dibandingkan negara lain dalam konteks keilmuan yang bukan hoax. Ada keinginan untuk merubah negara kita bukan hanya merutuki masalah yang terjadi . Meskipun untuk bisa duduk dan hadir dikelas itu  ada konpensasi yang harus dibayar yaitu uang kuliah. 

Inilah faktor yang merisaukan para mahasiswa doktor dengan biaya mandiri. Waktu berjalan begitu cepat baru saja bayaran semester ganjil tiba-tiba bayaran spp semester genap sudah didepan mata namun itulah konsekwensi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan supaya spp terbayar, biasanya Pemda menyediakan bantuan studi di masing-masing propinsi. Hal lain yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan ke perusahaan yang menyediakan dana csr pendidikan, atau kalau semua belum berhasil maka jalan satu -satunya adalah kerja, kerja dan kerja Insya Allah pasti ada jalan. Tidak usah sibuk mengeluh kesana dan kemari, pandang hal itu sebagai tanggung jawab kita. 

Pendidikan memang mahal. Apalagi pendidikan tinggi selevel doktor. Bagaimanapun sulitnya, saya lebih mempercayai apa kata mantan wapres kita Boediono " Dalam kegelapan pasti ada secercah cahaya" . Kalau sudah benar -benar tertumbuk masih ada opsi terakhir ,  Biasanya kampus memberikan kesempatan  cuti dua semester ini bisa diambil sambil menyusun strategi menyiasati biaya kuliah ketimbang menyerah duluan. Bukankan selama kita mau berusaha tidak ada yang tidak mungkin, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline