Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Akibat Dibacakan Buku, Anak Jadi Imajinatif dan Ekspresif

Diperbarui: 11 Januari 2025   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membacakan buku pada anak | foto: kompas.com

Kamu harus sekolah supaya pintar. Demikian pesan orang tua. Lebih dari menguasai bermacam ilmu dan pengetahuan, belajar memberi peluang anak mengembangkan potensi dirinya. Dan proses belajar itu dimulai dari rumah.

Banyak orang tua berpikir, mendidik adalah tugas guru di sekolah. Sehingga saat pulang, anaknya harus sudah bisa baca ini itu. Apalagi kalau sudah bayar mahal ke sekolah. Hal ini tidak salah, meski tak sepenuhnya benar.

Pertama berinteraksi dengan orang tua

Suami dan istri (ayah dan ibu) mendapat tugas mulia atas kehadiran seorang anak di bumi. Idealnya, melalui mereka anak juga berinteraksi pertama kalinya. Digendong, dipeluk, dimandikan, dan diajak berceloteh.

Aku jadi paham, kenapa orang Jawa zaman dulu suka mengudang (mengajak interaksi dengan membuat ekspresi muka yang lucu untuk membuat  tertawa) anak bayi. Itu adalah salah satu bentuk stimulus yang baik.

Anak bayi kok diajak bicara

Interaksi serupa pun kami lakukan pada anak kami. Bahkan kami mengajaknya bicara dan membacakan cerita saat dia masih dalam kandungan istriku. "Anak bayi kok diajak bicara," demikian kritik seseorang.

Apa yang salah? Anak bayi kan juga manusia. Tuhan berikan dia telinga untuk mendengar suara kita, meski belum sepenuhnya mengerti. Hasilnya, terkini anak kami sangat cerewet. Dia suka bernyanyi-nyanyi sendiri, presentasi apa yang dia lihat, bahkan ingin "memegang mic" saat orang lain sedang bicara.

Membacakan dongeng sejak dalam kandungan

Mengutip alodokter.com, Janin dalam kandungan mulai bisa mendengar suara ibu dan ayahnya setelah berusia 18 minggu. Memasuki usia 24 minggu, janin sudah bisa menanggapi setiap suara yang didengarnya dengan bergerak lebih aktif di dalam rahim, seperti menendang dan membuka mulutnya.

Aku dan istri juga sepakat untuk membacakan cerita sejak anak di dalam kandungan. Istriku mendengar, dan turut melihat gambar dalam buku. Mulanya istriku sendiri merasa aneh, aku seperti bicara pada perutnya. Namun, suatu hari ada kejadian ajaib. Saat aku sedang membacakan cerita, kaki bayi menendang perut istriku. Wow! Itu salah satu bukti bahwa janin dalam perut bisa merespons suara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline