Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Ada Hidup Kekal Setelah Kematian, Kamu Percaya?

Diperbarui: 6 Desember 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kubur Yesus kosong, bukti ada hidup setelah kematian | foto: www.biblestudytools.com

2 Korintus 5:1 (TB) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Orang Jawa ini unik, karena bisa membuat banyak akronim. Misalnya, 4 M (metu, mantu, mutu, mati: lahir, menikahkan anak, mengasuh cucu, mati). Untuk perempuan, 3M: macak, masak, manak. Sedangkan untuk lansia, rajin menabung banyak B: buyuten, boyoken, budeg, blawur, dll.

Yang menarik dari akronim di atas yakni 4M. Dua hal yg tak bisa dihindari adalah metu (lahir) dan mati. Di dalam Alkitab disebutkan tentang Orang Saduki, yakni kelompok orang yang tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian. Kaum Saduki juga bertanggung jawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Suci sebagai kaum imam, di mana hampir seluruh imam-imam dapat digolongkan sebagai kaum ini. Jabatan Imam Besar Yahudi pada umumnya diduduki orang Saduki, tetapi tidak semua orang Saduki adalah imam. (Wikipedia)

Bayangkan, kita adalah orang tidak percaya, masih ragu-ragu dalam iman. Akankah kita memilih percaya ada hidup setelah kematian, atau tidak percaya?

Mari menyimak tulisan Paulus di atas ...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal...

Paulus berprofesi sebagai tukang tenda. Ia menganalogikan hidup manusia sebagai tenda. Tenda dipasang di suatu tempat untuk beristirahat sementara. Kalau mau pergi, dibongkar, dipasang lagi di tempat yang diinginkan. Tenda bukanlah tempat tinggal yang permanen. Demikian pula hidup kita di bumi ini, bukan permanen. Sebab, semua yang hidup akhirnya akan mati.

Karena saya masih ragu-ragu, adalah sangat masuk akal untuk percaya kepada Tuhan. Jika perkataan Paulus di atas benar, maka kita sudah siap untuk menerima hidup kekal itu. Tidak ada ruginya, bukan?

Saat usia manusia memasuki 50-60 tahun, pasti tubuh mengalami banyak penurunan wujud dan fungsi. Lalu mati, dikubur, jasadnya digerogoti bakteri, akhirnya lenyap. Itulah kemah sementara, tubuh kita. Tapi roh kita takkan mati. Maka iman kepada Yesus sangat penting, karena ada jaminan hidup yang kekal setelah kematian. 

Ada satu perumpamaan lagi tentang hidup manusia. Hidup manusia digambarkan seperti seorang lelaki yang punya 4 istri. (Wah, bisa berpoligami nih! Ini hanya ilustrasi ya!)

Biasanya istri yang terakhir yang paling muda. Istri keempat, masih muda, perhatian, sangat menyayangi si lelaki. Istri ketiga, juga perhatian dan mengasihi. Istri kedua pun mengasihi, meski kurang memberinya perhatian. Ketiga istri itu pasti juga sangat dicintai oleh si laki-laki. Namun tidak demikian dengan istri pertama. Ia tidak diperhatikan karena sudah kurus dan tidak menarik. 

Menjelang akhir hidupnya, lelaki ini sekarat. Dia bilang pada keempat istrinya, apakah mereka mau ikut ke liang kubur? Namun tiga istrinya yang terakhir menolak. Cukup hidup bersama dengan laki-laki itu, mati bersama TIDAK

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline