Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Bukan Memberi HP, Kami Bangga Anak Batita Suka Membaca

Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak suka membaca sejak dini karena diberi stimulus sejak dalam kandungan | foto: KRAISWAN 

Anak mungkin gagal mendengar orang tua. Tapi anak tak pernah gagal mengikuti tindakan kita.

Demikian kutipan istriku di salah satu story WA. Singkat, tapi menusuk.

***

Sabtu pagi, sepulang dari sarapan bubur, istriku memasak. Sedang aku bersiap untuk mandi. Anak kami...? Ia kedapatan minum susu bermerek beruang bergambar naga sambil membolak-balik buku.

Ini bukan pemandangan baru di rumah kami. Dari buku cerita Alkitab anak, buku dino, dongeng anak anjing, cerita semut, gajah sampai--yang terakhir ensiklopedia organ tubuh; anak kami sudah "khatam". 

Emang anak batita sudah bisa membaca? Jelas, belum. Tapi, kesukaannya membuka buku berisi gambar-gambar, dan permintaannya untuk dibacakan olehku atau istri menunjukkan ia memiliki minat baca sejak dini.

Tidak muncul otomatis 

Ada anak yang dilahirkan secara cerdas dari sononya. Berbahagialah orang tuanya. Bagaimana dengan anak yang biasa saja, apakah orang tuanya lantas tidak bahagia?

Jika semua anak sudah cerdas, sudah beres otomatis, maka Tuhan tidak perlu repot-repot melibatkan kita sebagai orang tua. Anak harus dilatih, dididik, dan diajari. Itulah tugas kita sebagai orang tua.

Alih-alih otomatis, kesukaan anak kami melihat buku bergambar adalah hasil olah otaknya dalam melihat, mendengar, dan meniru dari lingkungan, termasuk dari kami orang tuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline