Jika sudah lulus, aku akan giat bekerja, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar bisa membantu orang lain. Demikian ujar salah seorang teman.
Apakah harus menunggu kaya dan banyak uang untuk bisa berbagi dan berbuat baik pada sesama?
***
Dunia tidak menjadi lebih baik jika semua orang menjadi kaya. Secara manusiawi, manusia tidak pernah puas dengan jabatan setinggi maupun harta sebanyak apa pun. Manusia menginginkan lebih dan lebih. Namun, hidup manusia akan lebih baik jika orang berbuat baik tanpa harus menunggu kaya.
Aku terketuk dari sebuah khotbah yang disampaikan pendeta di ibadah Minggu. Setelah melakukan bermacam mujizat penyembuhan, banyak orang mengikuti Yesus. Yesus naik ke atas gunung dan duduk bersama murid-muridNya. DilihatNya orang berbondong-bondong datang kepadaNya.
Tergerak oleh belas kasihan, Ia bertanya pada Filipus, salah satu muridNya, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Yesus tahu apa yang harus dilakukan, hal itu dikatakan untuk menguji sang murid.
Dalam peristiwa ini terjadi mujizat lain yang dilakukan Yesus, yakni memberi makan lima ribu orang. Lima ribu...? Dengan makanan sebanyak apa bisa memberi makan semua orang itu?
Dari sinilah kita bisa belajar. Tidak harus menunggu kaya untuk bisa memberi.
Mengasihi karena lebih dulu dikasihi
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. (1 Yohanes 4:11) Allah lebih dulu mengasihi kita dengan mengirimkan Yesus, AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita. Sudah selayaknya kita juga mengasihi sesama kita, yakni mereka yang berkekurangan dan memerlukan bantuan.