Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Argo Loro Kopi, Spot Terbaik Menikmati Gunung Merapi

Diperbarui: 28 April 2024   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan di Argo Loro Kopi | foto: KRAISWAN

Libur lebaran ini, hampir dua minggu, harus bisa jalan-jalan dengan anak maupun istri (pacaran berdua), sebelum datang kesibukan bersilaturahmi dengan keluarga. Demikian tekadku dan istri.

Kami tipe bolang, jadi suka mengeksplor tempat baru, khususnya yang bernuansa alam.

Berkaca dari pengalaman, libur lebaran pasti macet. Maklum, warga kota besar berbondong-bondong pulang kampung, menjejali pedesaan. Selain bersilaturahmi, biasanya mereka juga ingin liburan dengan keluarga bernuansa alam. Padahal, kami yang di kampung ini pun juga mau menikmati wisata alam.

Maka, aku dan istri membuat strategi. Pilih waktu dan tempat yang paling pas. Waktunya H-2 lebaran, banyak orang masih puasa. Jalanan juga relatif lancar. Pilih tempat yang terjangkau jarak dan biaya, yang bisa menatap pemandangan.

Argo Loro Kopi, Selo, Boyolali menjadi target. Instagram menjadi sumber informasi andalan tentang tempat wisata. Kami pergi berdua, motoran, jatahnya pacaran. Si kecil kami titipkan di Mbah. Dua hari lalu sudah diajak bermain di play ground.

Aku suka ngopi, kami berdua suka mbolang, pemandangan, dan udara sejuk. Cocok! Dalam perjalanan kali ini, berikut beberapa berkat yang kami terima.

Sepanjang perjalanan pemandangan alam, gunung di kejauhan sana

Pemandangan menjadi menu wajib bagi kami dalam perjalanan mbolang. Seperti saat mau ke Jogja, kami memilih jalur Kopeng daripada Klaten. Pemandangan di Kopeng memikat mata, selain itu minim lalu lintas seperti di jalur Klaten.

Rute menuju Argo Loro Kopi ini juga mirip dengan jalur Kopeng. Mengitari lereng Merbabu, menuju lereng Merapi. Sepanjang perjalanan tersaji ladang-ladang kebun para petani. Di salah satu titik, kami melihat lahan miring (bukan berundak). Meski miring, mereka bisa menggarap layaknya di tanah datar. Unik. "Bagaimana kalau longsor?", ujar istriku.

Ladang warga yang sangat miring | dokpri

Di salah satu sudut jalan, terpampang jelas Gunung Merapi. Aku menepikan motor, mengeluarkan kamera HP, lalu cekrek! Pemandangan langka. Ini di tengah jalan, latarnya gunung berselimut awan lho! Aku iri dengan warga sekitar. Tiap hari bisa menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Meski, mungkin bagi mereka sudah jadi pemandangan biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline