Congrats ya! Akhirnya lulus juga!
Sah, sarjana ya!
Lulus kuliah udah. Kapan nikah?
Perjuangan empat tahun, terbayar hari ini!
***
Familiar dengan ungkapan-ungkapan di atas? Ya, biasanya buat mahasiswa yang berhasil wisuda.
Kamis lalu, adik iparku wisuda dari almamaterku. Satu sisi, ia telah menuntaskan tanggung jawabnya kepada orang tua terkait studi. Harus diakui, dari ribuan mahasiswa tetap ada saja yang tidak tuntas. Entah alasan biaya, dosen, penelitian, kenakalan pemuda, atau ribuan alasan lain.
Kelulusan studi, jadi salah satu pencapaian hidup yang pantas dirayakan. Untuknya, berbagai persiapan diperlukan. Make up (khususnya bagi perempuan), kostum--yang ditutup jas toga. Belum lagi kedatangan orang tua dari daerah asal, bagi perantau. Harga tiket pesawat mahalnya ampun...
Repotnya, biaya studi tidak murah, meski pemerintah membuat beragam program pendidikan. Apalagi kuliah. Uang pembangunan, semesteran, biaya kos, kebutuhan bulanan, dan banyak lagi. Kalau orang tua tak punya pemasukan tetap, biayanya dari mana?
Itulah kenapa, kuliah tidak bisa dilakukan asal-asalan jika tidak ingin mengecewakan orang tua. Belajar yang serius, berorganisasi secukupnya, harus lulus! Tepat waktu kalau bisa.
Setelah lulus, mau apa? Tentu cari kerja. Itu harapan orang tua menguliahkan anak. Kerjanya yang mapan, nyaman, dan bergengsi, lebih baik dari orang tua. Atau studi lanjut, jika ada dana dan diperlukan.