Mengarang itu tidak gampang
***
Tidak asing dengan kalimat di atas? Bagi generasi angkatan 90-an, pasti familiar. Ya, selepas libur akhir semester, di hari pertama sekolah biasanya guru di sekolah meminta menulis karangan dengan template judul fenomenal itu. Seperti judulnya, memang mengarang tidak gampang. Padahal, mengarang kan boleh menulis apa saja, bukan? Entah fiksi atau nyata. Apakah ceritanya bagus atau tidak.
Sebagian dari kita mungkin lebih mudah menceritakan pengalaman liburan ke rumah Nenek daripada mengarang. Tapi kalau rumah Nenek sekampung, apanya yang mau diceritakan? Ya sudah, mengarang saja liburan ke rumah Nenek, hahaha.
Tanggal 4/1/2024 anak-anak SD masuk untuk pertama kali sejak liburan Semester I. Guru dan staf sudah masuk sehari sebelumnya untuk melakukan berbagai persiapan. Hari pertama itu, anak-anak mengikuti ibadah awal tahun pelajaran. Tanggal 5 anak-anak mengikuti perayaan tahun baru yang terdiri dari morning devotion, mini games, dan membuat video tentang harapan di tahun 2024.
Hari ini, hari Senin, anak-anak akan kembali belajar materi. Dua minggu libur dan satu minggu kegiatan non-PBM (Proses Belajar Mengajar), tak membuat aku langsung berapi-api untuk kembali mengajar. Aku bisa bayangkan, ini pun dialami para muridku.
Padahal, mau tidak mau, siap atau tidak, kalau jadwalnya belajar ya belajar. Tapi belajar Tematik, 3 JP dan setiap hari. Itu sangat membosankan, kawan!
Dengan waktu dan persiapan terbatas, aku punya ide tentang aktivitas ringan agar anak tidak syok, hari-hari pertama Semester II langsung belajar. Aha! Aku akan meminta murid-muridku mengarang, seperti yang diperintahkan guruku dulu, hahaha! Tidak, Jacka! Aku tidak akan melakukannya.
Harus diakui, di era sekarang anak-anak sangat aktif dan mahir memakai medsos dan game online. Tapi diminta berbicara di depan kelas, banyak yang menolak. Grogi, takut, malu. Apakah di sekolah lain juga begitu?
Aku meminta murid-murid menceritakan satu hal paling berkesan yang mereka alami selama liburan. Apakah di dalam kota, di luar kota, luar negeri, atau justru di rumah saja. Pengalamannya boleh yang menyenangkan, atau kurang menyenangkan; yang penting berkesan dan tak mudah dilupakan.