Berikan nasi kepada rakyat, ia akan terus menadahkan tangan.
Berikan cangkul dan benih kepada rakyat, ia akan bekerja dan bertahan hidup.
***
Ungkapan di atas cukup jelas. Manusia diciptakan dengan limpah potensi, salah satunya untuk bekerja. Manusia tidak selamanya menjadi bayi yang harus disuapi atau diberi makan gratis. Berikan alat dan lahan, ia akan bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Agar bisa bekerja dengan baik, rakyar harus hidup sehat.
Kesehatan menjadi salah satu modal dasar bagi majunya sebuah negara. Maka, pilar kesehatan harus ditopang hingga ke daerah-daerah. Ganjar-Mahfud hadir dengan program Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes.
Program ini disampaikan Ganjar ketika memulai kampanye perdana di Merauke, Papua Selatan (28/11/2023). Menurutnya, Satu Desa, Satu Faskes menjadi jawaban atas kebutuhan dasar masyarakat. Seperti diketahui, Papua menjadi salah satu daerah di Indonesia yang masih tertinggal. Akses terhadap kesehatan dan pendidikan masih sulit.
Saat berkeliling ke Papua, Ganjar mendapat masukan dari masyarakat, salah satunya tentang akses kesehatan. Ia bertekad, jika terpilih menjadi presiden akan membangun fasilitas kesehatan yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan atau dokter di setiap desa.
Program Satu Desa, Satu Faskes yang diusung Ganjar-Mahfud bertujuan memastikan masyarakat pedesaan mendapat akses layanan kesehatan dengan ketersediaan dokter maupun obat. Program ini juga sebagai akselerasi digitalisasi (bukan hilirisasi digital) layanan kesehatan melalui telemedicine ke 11.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Program Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes ini bagus dan rasional, demikian ungkap pengamat politik dari UPH Emrus Sihombing. Selain pendidikan, kesehatan merupakan bidang yang perlu dikembangkan untuk menghasilkan SDM berkualitas. Program ini tidak muluk-muluk, rasional, bisa diwujudkan. (Bukan dengan makan siang dan susu gratis, ya.)
Program ini sejalan dengan program Jokowi. Kesehatan adalah salah satu program Nawacita Jokowi. Jokowi menargetkan puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar 83% di 2024 dan mengalokasikan dana untuk kesehatan desa melalui program Transfer ke Daerah dan Dana Desa. (TKDD)
Saat ini, tidak semua desa di Indonesia memiliki nakes dan fasilitas kesehatan memadahi. Bahkan sejumlah desa memiliki nakes relawan atau putra-putri daerah yang pulang kampung untuk mengabdi. Artinya belum terprogram secara sistematis dari pemerintah, kecuali di tingkat kecamatan.