"Jati, kau bisa kerja di sini dibawa siapa? Pake orang dalem, ya?", tanya Bude.
***
Namaku Jati Samdeera. Konon, orang tuaku memberiku nama ini supaya aku tumbuh jadi sekuat pohon jati dan punya jiwa seluas samudra (bahasa kuno: Samdeera).
Di dunia ini, hidup memang penuh ketidakadilan. Hanya orang kaya, anak konglomerat, anak pejabat, dan anak presiden yang punya previles untuk mengakses segala hal. Kecuali pakai orang dalam (ordal).
Komentar Budeku itu satu buktinya. Dipikir aku tak kompeten untuk kerja di sini sehingga harus pakai ordal? Dikira cuma anak pejabat yang bisa meraih semua yang diimpikan?
***
Aku adalah anak lelaki yang dilahirkan dengan banyak hambatan. Satu-satunya kelebihanku adalah harus berjuang sesulit apa pun hidup ini. Seperti kayu jati: kokoh, tangguh, dan tahan uji. Rayap mental. Tortor tak sudi.
Aku punya adik perempuan, namanya Arum Jagad. (Nampaknya ayahku hobi pelajaran IPA, semua nama anaknya berfrasa alam.) Ayah ibuku ingin adikku menyebarkan keharuman ke seluruh jagat/ semesta.
Aku tidak pintar. Juga tidak tertib-tertib amat. Sama seperti anak-anak kampung pada umumnya, aku tak paham apa pun yang guru ucapkan. Macam omongan para politikus di tipi-tipi itu. Membingungkan. Apalagi kalau pelajaran Matimatika. Kupastikan aku tak pernah absen... sakit perut.
Tiap jam pelajaran Matimatika aku di toilet. Begitu ganti pelajaran, perutku langsung sembuh. Ajaib.
Suatu hari, di ruang BK...