Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Meski Tak Juara Satu, Berusaha Terus Melaju

Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lomba makan kerupuk | foto: KRAISWAN

"MERDEKA!!!" Pekik kemenangan dikumandangkan dari setiap penjuru negeri demi mengenang detik-detik proklamasi 78 tahun yang lalu.

Kemerdekaan sering digambarkan dengan perjuangan, keinginan, perlawanan, pengorbanan sampai mendapat kemenangan. Bebas dari penjajahan negara mana pun. Kini, generasi penerus bertanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-hal yang membangun.

Di tiap daerah, biasanya melakukan dekorasi dengan mengecat tepi jalan, gapura, dan memasang bendera hingga umbul-umbul. Ada yang memasang lampu kerlap-kerlip agar lebih meriah saat malam. Disempurnakan dengan bermacam perlombaan yang diikuti anak-anak sampai orang dewasa, merepresentasikan semangat pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Penutup rangkaian acara umumnya dilakukan malam tirakatan beserta seluruh warga satu RT atau RW. Perjuangan kita tidaklah seberapa dibanding para pahlawan yang sudah menyerahkan hidupnya demi kemerdekaan negeri ini.

Namun, menjaga agar tetap bersatu meski berbeda, walau beragam, walau tidak selalu sepakat; tidak selalu mudah. Itulah perjuangan kita saat ini.

Di lingkup tempat tinggalku, sudah diumumkan sejak Juli bahwa akan dilakukan kegiatan jalan sehat dan senam bersama satu RW. Untuk lingkup RT diberi kelonggaran apakah akan mengadakan lomba-lomba dan malam tirakatan atau tidak.

Setelah bertukar pendapat, warga RT-ku sepakat untuk melakukan kegiatan malam tirakatan. Pak RT sudah menunjuk koordinator. Namun pembentukan panitia sendiri terbilang lambat. Hanya seminggu sebelum acara.

Panitia berkoordinasi hari Jumat (11/8). Kami harus menyiapkan acara dalam waktu yang sangat singkat, dengan meminta kontribusi dari warga. Mulanya digagas, supaya tetap diadakan lomba untuk anak-anak agar meriah. Jika mau lomba, satu-satunya kesempatan yakni hari Minggu. Sedangkan waktunya sudah sangat sempit.

Diusulkan supaya lombanya diadakan hari H, beberapa jam sebelum malam tirakatan. Masuk akal, meskipun jadi serba tergesa-gesa. Tahun ini aku dipercaya sebagai sie acara. Saat yang lain membahas anggaran, aku menyusun rundown sebisanya.

Lalu juga memikirkan lomba apa yang cocok untuk anak-anak. Yang simpel tapi tetap meriah. Aku mengusulkan dua lomba, yakni memasukkan pensil dalam botol dan makan kerupuk. Tujuhbelasan tanpa makan kerupuk seperti sayur tanpa garam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline