Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Di Rumah Sendirian (Bagian III)

Diperbarui: 18 Juli 2023   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi di rumah sendirian | foto: themoviedb.org

Waktu pacaran, meski ketemuan cuma dua hari bisa 'mengobati' rindu dua bulan tidak bertemu. Setelah menikah, 10 hari terpisah dari anak-istri adalah derita tak terkira.

Sejak awal pacaran, kami terpaksa LDR karena urusan pekerjaan. Namun kami berkomitmen bahwa setelah menikah tidak ingin LDM (long distance marriage). Kalau pada akhirnya harus berjauhan, barang sesaat, apalah daya.

Salah satu penghiburan dari LDR dengan anak istri adalah aku bisa membereskan rumah lebih leluasa. Itu pun tidak langsung tuntas karena terlalu banyak yang harus dibereskan. Aku juga bisa menulis lebih banyak artikel, sampai bisa menjadi beberapa seri. Produktif.

Konsekuensinya, aku harus mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Memasak, makan, setrika baju, menonton, sampai tidur: sendirian. Hidup sendiri itu menyakitkan. Kesakitan ini dipicu rasa kangen pada anak-istri. Biasanya aku bisa menyentuh mereka setiap saat. (Aku punya bahasa kasih sentuhan.)

Memasak sendiri ada kelebihan dan kekurangan. Memasaknya sedikit, jadi lebih hemat. Beli sayur sedikit, bisa buat seminggu. Mau beli lauk apa saja juga bebas dimakan sendiri. Kekurangannya? Banyak.

Kalau ada kegiatan di tempat lain, atau ke rumah orang tua, makannya di sana juga. Praktis nasi di rumah tidak dimakan. Jadinya basi karena tidak sempat dipanaskan. Makan sendiri itu, betapa pun enak makanannya, rasanya mengerikan. Sepi. Apalagi seminggu pertama masuk kerja aku pulang jam 12. Makan siangnya di rumah, sepinya sangat terasa.

Syukurnya, hari-hari yang mengerikan itu akan segera berakhir. Hari ini istri dan anak akan terbang dengan pesawat menuju Jakarta. Dari Jakarta naik bis ke Salatiga, tibanya pun Rabu malam. Semalam lagi harus berjuang sendiri melawan kesepian.

Syukurnya dalam tiga hari ini ada beberapa agenda tambahan untuk mengatasi kesendirian.

1) Kerja bakti di kompleks

Perayaan kemenangan bangsa telah dekat. Bendera merah putih dan beragam warna telah menghiasi tepian jalan raya. Biasanya di bawah pohon rimbun. Di kompleks-kompleks perumahan bendera mulai dipasang di depan rumah. Umbul-umbul turut meramaikan tepian jalan. Marka jalan pun ditebalkan dari jejak cat tahun lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline