Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Beda Adat, Siapa Takut? #21

Diperbarui: 28 Maret 2023   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi teman sehobi | foto: planningyouradventure.co.uk

Rosmayanti Naibaho, gadis kelahiran Medan, Sumatra Utara dari pasangan lelaki bermarga Naibaho dan perempuan boru Sitio. Meski tidak membatasi kriteria Pasangan Hidup pada etnis tertentu, Kris tidak kepikiran akan berpacaran (hingga menikah) dengan orang Batak.

Semua juga tahu, orang Batak itu temperamennya keras dan galak. Kalau bicara intonasinya tinggi seperti orang berantem. Sedangkan aku bertemperamen melankolis, dari suku Jawa yang kalem. Nampak sangat kontras. Padahal tidak semua orang Batak galak.

Seumur hidup hingga kuliah, aku tidak pernah berteman dengan orang Batak. Lha kok pacarannya dengan orang Batak? Tuhan memang unik.

Dari pengalamanku sebelumnya, relasi lawan jenis yang dekat secara geografis (sesama orang Jawa) tidak menjamin keberhasilan hubungan. Maka, aku pun membuka diri pada lingkup yang lebih luas, yakni untuk orang luar Jawa.

Semenjak bekerja di Surabaya, Kris sudah mendoakan kriteria PH dengan meminta tanda dari Tuhan. Di mana aku akan bertemu dengan calon PH. Apakah rekan kerja di sekolah, jemaat di gereja Surabaya, jemaat di gereja Salatiga atau justru adik angkatan di Perkantas Salatiga?

Bagaimana kalau ternyata tetangga sendiri, lima langkah dari rumah, penggalan sebuah lagu. Namun dengan beberapa analisis, anak tetangga jelas tidak masuk kriteriaku.

Di tempat kerja di Surabaya waktu itu, ada beberapa rekan kerja wanita yang masih lajang, penampilannya pun menarik. Ada juga yang menjadi anggota Perkantas. Kris tidak ingin agresif. Karena jika salah langkah bakal mengganggu atmosfer di tempat kerja.

Aku mencoba mendoakan dan menjalin komunikasi secara normal sambil melakukan pendekatan. Namun, tidak ada timbal balik. Tidak nyambung. Berarti bukan dia sosok yang tepat.

Di lingkungan gereja Surabaya, ada beberapa juga rekan wanita yang lajang. Meski sudah mengenal beberapa waktu dan terlibat dalam persekutuan maupun pelayanan yang sama, tidak dapat chemistry-nya. Di lingkungan gereja Salatiga, yang seangkatanku sudah banyak yang merantau bahkan menikah.

Kemungkinan terakhir yang terlihat adalah adik angkatan di Perkantas Salatiga. Namun, Kris tidak pernah ikut persekutuan, bagaimana mau PDKT? Tidak mungkin aku sok kenal dan asal menyambar.

Teman sehobi juga susah. Dulu semasih mahasiswa aku suka hiking bersama teman-teman. Setelah kerja, hobi itu tidak lagi berlanjut. Rasanya seperti jalan buntu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline