Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Murid Belajar, Murid Melakukan: Suatu Kebahagiaan Guru

Diperbarui: 23 Oktober 2022   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi murid belajar, murid melakukan | Foto: pexels.com/Yan Krukov

Guru biasa memberitahu,
Guru baik menjelaskan,
Guru ulung memeragakan,
Guru hebat mengilhami

***

Sebagai guru, di telingaku terus terngiang kutipan di atas. Menggelitik dan mengusik. Sudah menjadi guru yang seperti apakah aku? Cukupkah hanya menjadi guru yang baik?

Tahun ini aku dipercaya mengampu kelas VI (enam) SD, sebelumnya selalu kelas V (lima). Hal itu setelah dua tahun mengajar daring akibat pandemi Covid-19. Satu sisi tenang karena kelas VI sudah lebih besar usianya, lebih mudah diberitahu. Namun di sisi lain tertantang, karena mereka harus menghadapi ujian akhir penentu kelulusan. Aku menjadi wali kelasnya pula.

Dalam tiga bulan pertama semester I, kami menemukan ada banyak keunikan pada anak-anak "generasi Covid-19" ini. Inilah kali pertama mereka kembali ke sekolah setelah dua tahun dikurung di rumah. Keunikan tersebut di antaranya fokus untuk lebih banyak bermain, daya tangkap berkurang, dan tidak menyukai teks bacaan panjang.

Padahal guru juga bertugas mendidik karakter murid, tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan. Itu salah satu kriteria guru yang baik. Dalam mempelajari suatu ilmu, murid diajarkan juga cara berpikir kritis dalam memecahkan masalah serta melatih keterampilan sosial. Hal ini takkan didapat dari Google yang maha tahu itu.

Dalam mendidik murid itu diperlukan kedisiplinan, komitmen dan tentu saja teladan yang diberikan secara konsisten. Hal ini pun tidak semua orang bisa melakukannya, termasuk orangtua.

Seperti halnya natur anak-anak, mereka melihat dan melakukannya. Di sekolah, murid belajar dan (harusnya) melakukan. Ini menjadi suatu indikator dalam proses pembelajaran. Kalau hanya belajar teori tanpa mempraktikkannya, namanya omdo (omong doang).

Berikut ini beberapa pengalamanku bersama para murid yang aku anggap sukses menerapkan apa yang mereka pelajari. Murid belajar, murid melakukan.

Berbaris sebelum masuk ruangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline