"Saya kira background pengalaman saya yang panjang akan banyak membantu segera menyelesaikan ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau." Demikian ujar Zulhas pada hari pelantikannya sebagai Mendag di Istana Kepresidenan.
Belum sampai sebulan (sejak 15/6/2022) sejak dilantik, Zulhas sudah nampak aslinya. Viral di media sosial dan berita daring, Zulhas membagikan minyak goreng MinyaKita di Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung. Aksi bagi-bagi ini diselenggarakan Partai PAN, di mana Zulhas menjadi ketua.
Dari sini saja sudah keliru. Beginilah risiko memberi tugas pada orang yang multi-jabatan. Kalau benar pembagian minyak goreng ini untuk menolong rakyat, harusnya Zulhas memakai bendera Kementrian Perdagangan, bukan partai PAN. Yang namanya partai, motivasi utamanya pasti kampanye.
Tindak Zulhas ini bukan lagi pencitraan, tapi gamblang di siang bolong di depan banyak media. Setelah mengumbar minyak gratis kepada emak-emak, Zulhas meminta warga setempat memilih anaknya.
Kepada emak-emak, Zulhas melancarkan jurusnya, "...uangnya ndak usah, anu, dikantongi aja, sepuluh ribu yang nanggung Futri... Kasih uangnya, kasih... Tapi nanti pilih Futri ya, OK? Nah kalau pilih Futri entar dua bulan ada deh ginian (pasar murah)..."
Ucapan Zulhas bak oase di padang gurun buat emak-emak. Dapat minyak murah saja sudah senang, apalagi gratis. Tepuk dan sorak membahana datang dari kumpulan emak-emak yang bahagia. Aku justru ji*ik dengan ulah Zulhas. Bukannya menjalankan tugas sebagai menteri perdagangan, malah lugas mengkampanyekan anaknya.
Apa yang ditampilkan Zulhas ini membenarkan teori "Politik adalah tentang kepentingan. Apakah kepentingan bersama (seluruh rakyat), atau kepentingan diri dan keluarga."
Akibat tindakannya, Zulhas mendapat sentilan dari bosnya, Presiden Jokowi. Jokowi mengingatkan agar Zulhas dan para menteri bekerja sesuai tugas. "Saya minta semua menteri fokus bekerja, kalau menteri perdagangan yang paling penting urus seperti yang saya tugaskan," tegas Jokowi.
Jokowi telah menugaskan Zulhas agar menurunkan harga minyak goreng curah menjadi Rp14 ribu atau lebih murah. Teguran ini tidak hanya berlaku bagi Zulhas, tapi pada seluruh jajarannya, khususnya yang berkaitan dengan energi dan pangan. Seperti kita tahu, beberapa bulan ini harga pangan dan energi melonjak akibat perekonomian pascapandemi dan kondisi geopolitik khususnya perang Rusia-Ukraina.