Sejak beberapa hari lalu, teman-teman kantorku heboh membaca berita daring. "Korea Utara mengumumkan darurat Covid-19." Saat negara lain sudah mulai lepas masker, di Indonesia berganti penyakit yang mengancam, Korea Utara baru diserang Covid-19. Diiringi tawa mereka.
Negara mana yang tidak babak belur dihantam Covid-19? Jawabannya Korea Utara. Namun, lebih tepatnya kedatangan virus mematikan ini terlambat (delay) masuk ke Negeri Para Petapa (Hermit Kingdom) ini.
Pada Kamis 12/5/2022 Korea Utara untuk pertama kali mengumumkan darurat virus Corona. Berita ini disebarkan oleh Korean Central News Agency (KCNA).
Dilaporkan KCNA, sebanyak 350 ribu penduduk Korea Utara mengeluhkan gejala yang diduga terinfeksi Covid-19. Sejumlah 187.800 orang dirawat di ruang isolasi setelah menunjukkan gejala berupa demam yang tidak diketahui asalnya dan menyebar ke seluruh negeri.
Sejak diumumkan, setidaknya ada enam orang yang bergejala dilaporkan meninggal dunia. Salah satunya dipastikan tertular Covid-19 varian Omicron. Beberapa waktu sebelumnya, Pyongyang Ibu Kota Korea Utara menyelenggarakan beberapa kegiatan besar pada 15 dan 25 April 2022, bersamaan dengan kasus laporan awal orang-orang yang mengalami gejala Covid-19.
Para ahli berujar, populasi rakyat Korea Utara yang berjumlah 25 juta jiwa menjadi rentan, karena kurangnya program vaksinasi dan layanan kesehatan yang buruk. Korut menolak tawaran dari komunitas internasional berwujud pasokan jutaan vaksin AstraZeneca dan vaksin buatan Cina pada tahun lalu. Mereka justru mengklaim mampu mengendalikan Covid dengan menutup daerah perbatasan.
Para ahli juga memperkirakan, virus Corona sudah masuk ke Korea Utara, namun mereka tidak pernah melaporkan satu pun kasus. Bisa jadi ini adalah usaha untuk menjaga citra Korut yang mengklaim "berhasil bersinar" dalam mencegah Covid-19.
Kim Joung Un, pimpinan tertinggi Korea Utara menyambangi pusat komando antivirus pada Kamis (12/5) guna memantau keadaan. Pada hari tersebut ia menyatakan keadaan darurat paling parah setelah datang laporan orang-orang yang bergejala. Lha, selama ini ke mana saja, Kim?
Atas kondisi ini, Kim Jong Un memerintahkan Korea Utara untuk lockdown. Semua kota dan desa harus ditutup untuk mobilitas warga. Bagi Kim, prioritas utamanya adalah mengisolasi dan merawat orang bergejala untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. (Syukur, tidak langsung di-dor! oleh Kim ya, hihi...)
Akhirnya Kim Jong Un memakai masker
Tidak seorang pun bisa menduga sebelumnya, seorang pimpinan otoriter di Korea Utara "tunduk" juga pada virus Covid-19. Pada pertemuan yang menjelaskan aturan Covid-19 pada hari Kamis, Kim mengenakan masker untuk pertama kalinya, disiarkan di TV. Kim memerintahkan kontrol virus darurat maksimum, yang mencakup perintah penguncian lokal dan larangan berkerumun di tempat kerja.