Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Tugas Tematik dan Kesempatan Anak Mengeksplorasi Diri

Diperbarui: 31 Maret 2022   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa mengerjakan tugas.| Sumber: ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF

Saat menuliskan judul artikel ini, aku baru saja menyiapkan tugas ketiga bulan ini. Padahal beberapa hari lalu baru saja memberi tugas. Ah, tugas lagi!

Mengapa harus memberikan tugas?

Sudah menjadi perdebatan sejak lama supaya sekolah di Indonesia menghapuskan PR. Ada yang setuju, juga yang keberatan. Tak usahlah kita membandingkan pendidikan Indonesia dengan Jepang, Korea Selatan dan Finlandia yang minim memberikan PR pada para muridnya. Level, budaya dan tingkat disiplinnya beda. Paham ya?

Mengutip dari ruangguru.com, guru memberi tugas untuk memotivasi murid belajar di rumah. Mereka tidak hanya belajar di sekolah, tapi juga meluangkan waktu di rumah. Pemberian tugas ini mengharapkan murid disiplin untuk belajar secara mandiri.

Berikut ini hal-hal yang perlu guru perhatikan saat memberikan tugas pada murid.

1) Tugas monoton. Pantang bagi guru zaman now memberi tugas monoton. Meringkas buku tiap minggu atau membuat karangan. Biarkan tugas macam itu diberikan guru kita dulu, jangan ke anak-anak sekarang.

2) Proporsional. Jangan sampai tugas yang diberikan malah menyita banyak waktu murid, terlalu sulit sehingga mustahil dikerjakan. Syukur kalau ada guru les yang membimbing. Jika tidak, emak-emak pun bisa keluar tanduknya.

3) Perhatikan jadwal. Jangan sampai menjelang ujian akhir baru diberi tugas. Pasti semua keteteran. Murid harus belajar menyiapkan ujian, gurunya juga kelimpungan mengoreksi. Berikan tugas yang relevan dengan materi yang diajarkan. Jangan belum dijelaskan, sudah diberi tugas.

4) Tujuan dan petunjuk. Guru harus menjelaskan tujuan pemberian tugas, sehingga anak paham dan penuh kesadaran mengerjakan. Berikan juga petunjuk yang rinci, contoh yang diperlukan dan bukan perintah tunggal yang mengharapkan otomatisasi murid paham kemauan guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline