"Pak, kami harus sampaikan, Pak Kris positif." JEDYARRRRR! ... Bagaimana bisa...???! Kenapa......
Demikian petikan artikelku saat terkonfirmasi positif Covid-19, Juni 2021. Nyesek sekali waktu itu. Kini, setelah mendapat vaksinasi hingga dosis ketiga, positif lagi. Nyesek juga, meski tak sepanik sebelumnya.
Pertama kali tahu ada teman yang terpapar Covid-19, yakni awal-awal Corona menyapa Salatiga aku merasa ngeri-ngeri sedap. Tak punya pikiran negatif, meski teman ini tipe petualang alam dan mobilitas pekerjaannya cukup tinggi.
Pacarku (sebelum menikah) memintaku mengantarkan Virgin Coconut Oil (VCO) untuk teman itu di gedung dinas perkebunan Salatiga (tempat isolasi). Aku juga agak ngeri mau mengantar. Takut. Mau diantar sendiri atau via kurir? Akhirnya kuantar sendiri, kuletakkan di teras, tidak kontak langsung dengan teman itu.
Tahun lalu, waktu aku mengalami sendiri terpapar Covid-19, baru tahu, begini toh rasanya... Sempat syok seperti pembuka dalam artikel ini. Kali kedua terkonfirmasi, kondisiku lebih ringan. Gejalanya tidak seberat dulu, tapi memang varian Omicron lebih cepat menular.
Baca juga: Pergi-Pulang Lancar Naik Kereta tapi Positif Covid-19, Kok Bisa?
Mengutip health.detik.com, ciri umum Omicron pada orang dewasa yakni batuk, demam, kehilangan penciuman/ rasa dan kelelahan. Sedangkan ciri yang kurang umum sakit kepala, sakit tenggorokan, diare, nyeri, ruam kulit, dan iritasi mata. Aku mengalami dua gejala yang kurang umum.
Hari Kamis (24/2) aku vaksin booster, pas diadakan gereja yang menaungi tempat kerjaku. (Tidak berebut sih, tapi ada adegan antrianku diserobot dalam "Suka Menyerobot? Awas Tak Jadi Berkat, Pengalaman Vaksin Booster") Jumat-Sabtu lenganku bengkak dan pegal, maka Jumat aku izin WFH. Minggu-Senin aku flu hebat dan radang tenggorokan, otomatis bermasker sepanjang hari hingga tidur.
Untuk menanganinya, aku minum VCO, jamu buatan istri dan 3 saset To*ak An*in, ditambah dengan istirahat cukup. Selasanya sudah plong betulan. Ah, paling hanya KIPI, pikirku. Selasa (1/3) adalah hari pertama Penilaian Tengah Semester II, sekolah kami menerapkan WFH menyesuaikan sikon Salatiga (level 3).