Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Beda Adat, Siapa Takut? #1

Diperbarui: 18 November 2021   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan menemukan pasangan hidup | foto: KRAISWAN

Bagaimana aku bisa hidup bahagia bersama pasangan hidup, sedangkan baru pe-de-ka-te saja sudah ditolak. Kalah sebelum bertanding. Tapi, penolakan bukanlah akhir dari cerita. Singsingkan lengan, mari lanjutkan perjalanan!

Disebabkan tidak punya cukup daya untuk naik cetak, aku masih punya nyali untuk menuliskan perjalananku menemukan pasangan hidup. Pasangan hidup, aku menyukai frasa ini melebihi frasa lain yang maknanya berdekatan. Dengan orang yang aku nikahi, dengannya aku akan menghabiskan hidup.

Tulisan ini aku dedikasikan bagi anda, yang mungkin menanti dan mencari pasangan hidup. Serta anak-anak kami.

Jika anda menaruh ketertarikan pada lawan jenis atas hal fisik atau materi, bersiaplah menikmati hari-hari penuh kekecewaan, saling melukai dan bahkan terkungkung dalam bermacam dosa. Itu usaha mendirikan bangunan di atas pasir. Maka, dirikanlah bangunanmu di atas batu.

Allah Pencipta, pribadi yang juga merancang lembaga pernikahan. Dialah konselor, penasihat, tabib dan guru dalam pernikahan. Untuk menikmati kehidupan pernikahan yang harmonis, terus bertumbuh, dan berbuah kita perlu melibatkan Allah.

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. --Pengkhotbah 3:11a

***

"CALONMU marga apa?"

"Pacarmu orang mana?"

"Indonesia." Jawaban terbaik yang bisa Yanti dan Kris berikan. Pertanyaan pertama sering dialamatkan pada Yanti. Menurut adat, calon suaminya harusnya sesama orang Batak. Bagi masyarakat Batak, laki-laki punya peranan penting dalam tatanan masyarakat, karena mereka penerus marga. Pertanyaan kedua kepada Kris, di mana umumnya orang Jawa menikah dengan tetangga atau sekitaran yang masih satu kecamatan, yang terjangkau secara relasi dan geografis. Namun bagi Kris dan Yanti, aturan itu tak berlaku.

Sekolah. Bekerja. PDKT. Pacaran. Menikah. Punya Anak. Demikan impian ideal setiap orang pada umumnya. Biasanya, pertemuan ajaib di suatu tempat menjadi cara menggetarkan dawai asmara. Cinlok, kata anak muda. Entah di lingkungan kampus, komunitas, tempat tinggal atau tempat kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline