Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Tatap Muka Terbatas atau Belajar dari Rumah? Ayah-Bunda Pastikan 3 Hal ini!

Diperbarui: 11 September 2021   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar tatap muka terbatas atau tetap di rumah? | sumber: shutterstock via kompas.com, KalderaNews/Disdik Surabaya, diolah: KRAISWAN

Di sini aku masih menunggu, menemani anak b'lajar daring Aku tanpa mu uuu, ooo.... Begitu barangkali jeritan hati orang tua atas anak-anaknya yang harus menjalani belajar daring.

Sudah sejak awal tahun ajaran (bulan Juli) wacana PTM (Pembelajaran Tatap Muka) Terbatas digulirkan pemerintah. Namun tetap jadi wacana karena kasus Covid-19 masih fluktuatif. Simulasi PTM sudah dilakukan. Guru-guru sudah divaksin. Program dan penamaan kebijakan pemerintah sudah diganti hingga berlevel-level.

Masih tunggu apalagi buat PTM?

Yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra. Tidak bisa menyenangkan semua pihak. Wacana PTM ini makin panas kala anak sekolah sudah mendapat jatah vaksin. Makin banyak prasyarat dipenuhi, makin besar peluang diwujudkan PTM.

Tapi timbul kegalauan tak hanya dialami orang tua dan murid, melainkan guru dan pihak sekolah. Tulisan ini bermaksud membagikan pengalaman sebagian orang tua---pengambil keputusan terakhir---berikut kegalauannya.

Ada yang sudah lama mendesak, kapan dilakukan PTM. Anaknya keburu stes yang berpotensi menular pada emak-nya. Anak tidak konsentrasi di rumah. Begitu diminta persetujuan, malah galau. Takut kalau anaknya ke sekolah, nanti kenapa-napa.

Per minggu ini Salatiga sudah menurun level kedaruratan Covid-19, dari level 4 menjadi 3. Pemerintah mengijinkan sekolah melakukan PTM jika daerahnya maksimal di level 3. 

Maka, Senin (6/9) sekolahku mengedarkan form persetujuan PTM kepada orang tua. Maksimal dikumpulkan Rabu (8/9). Lebih dari 50% orang tua setuju PTM, lainnya masih galau. Ada juga yang melihat dulu jalannya PTM sebulan ke depan.

Ada yang mempertanyakan protokol yang diterapkan sekolah, meski sudah pernah dilakukan simulasi. Ada yang khawatir kalau anaknya auto peluk dan pegang-pegang dengan temannya. Tapi kalau di rumah, ya itu tadi anaknya stres. Repot.

Bak sudah menjadi orang tua, aku bertanya pada istri. "Kalau kamu sudah jadi orang tua, kamu pilih yang mana?", tanyaku. "PTM", balasnya tanpa aroma keraguan. Nekat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline