Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Langkah-langkah Kecil Melawan Sampah Plastik, dari Cup Es Krim sampai "Sekolah Sampah"

Diperbarui: 12 Maret 2021   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Es krim dalam kemasan daun pisang dan stik kayu | sumber: indiatoday.in/ Erik Solheim

"Tak dipakai ekonomi mati, dipakai lingkungan yang mati." Plastik, simalakama

Kapan lalu seorang teman mengunggah 'cerita' di WA, tangkapan layar pencarian di Google tentang masalah sampah. Teman itu guru agama, bukan lulusan kesehatan lingkungan. Bukan pula aktivis lingkungan. Akunya, dia manusia peduli lingkungan.

Beberapa hari sebelumnya, aku membimbing mendampingi seorang murid berpartisipasi lomba menulis yang diselenggarakan Greeneration Foundation bekerja sama dengan Unilever bertemakan "Semangat Melawan Sampah di Sekitar Kita". Ditambah men-scroll beberapa unggahan di Instagram, lalu lahirlah artikel ini.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong berujar, pekerjaan rumah di Indonesia masih sangat banyak. Jumlah timbulan sampah nasional pada 2020 bahkan mencapai 67,8 juta ton! (idntimes.com) Wiii...

Anda tentu tak asing dengan berita ikan paus makan sampah plastik, hidung kura-kura tersumbat plastik, atau seekor buaya terjerat ban bekas. Belum cukup, mikroplastik yang mencemari lautan, lalu termakan ikan, lalu manusia memakan ikan tersebut. Anda terganggu dengan ini?

Kekonyolanku seputar plastik pernah aku ceritakan di sini. Sebenarnya, jalan keluar paling simpel dari masalah plastik ini adalah menutup pabriknya. Selesai perkara. Tapi berapa ribu tenaga kerja yang bakal kehilangan nafkah karenanya? Tak terbayangkan banyak sektor runtuh sejadinya jika tanpa material plastik. Serba susah bukan?

Sebelum pandemi, masalah sampah plastik menjadi PR besar bagi manusia. Belum lagi mereda, tambah kusut dengan sampah masker sekali pakai. Tidak dipungkiri, masker salah satu APD demi mencegah penularan virus Corona (kecuali kelompok anti vaksin). Tapi, berikutnya menjadi problema baru: penghuni lautan.

Bisa jadi, sampai pandemi selesai (amin!) perihal persampahan ini belum juga usai. Daripada mengutuk kegelapan, mari nyalakan pelita. Ada langkah-langkah, yang terkecil sekalipun, untuk membuat perubahan. Berikut ini semoga menginspirasi.

"Belum selesai masalah sampah plastik, datang sampah masker. Sejatinya kita kalah oleh sampah. Kecuali menolak untuk menyerah" --kraiswan

1# Stik Bambu, Cup Daun Pisang. Anda suka makan (atau minum?) es krim? Ada beragam kemasan es krim di pasaran. Dari batangan dengan stik dan pembungkus plastik, contong yang dapat dimakan, sampai gelas dan sendok plastik. Aku menyoroti yang terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline