Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Kedatangan Jokowi ke Sumba Memicu Kerumunan, Pencitraan atau Kerja?

Diperbarui: 24 Februari 2021   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerumunan warga di Sumba Tengah akibat kedatangan Jokowi | sumber: dokumentasi pribadi/Vasko Rohi

Di kala seluruh negara-negara di dunia masih berjuang membasmi virus Corona, mengharuskan warga negaranya melakukan protokol ketat demi menekan penyebarannya, kehadiran Jokowi justru mengundang kerumunan warga. Ini tindakan melanggar hukum!

***

Hari ini, 23/02/21 jagad maya dihebohkan video tentang kerumunan warga. Saking hebohnya, para peserta kerumunan tak peduli saat ini masih pandemia atau tidak (meski sebagian bermasker). Tak soal di jalanan aspal atau di tengah sawah (bisa hancur padi orang!), yang penting mereka harus ketemu Jokowi!

Lagipula, bisa jadi perbuatan Jokowi ini adalah lagu lama. Berkedok pencitraan demi menarik simpati masyarakat. Usang. Harusnya Jokowi lebih kreatif dan inovatif. Masih banyak hal berfaedah (Mengecat genteng, misalnya. Atau naturalisasi sungai leh uga) untuk meringankan beban masyarakat yang babak-belur di tengah pandemi Covid-19 dan bencana alam.

Tapi...

Bergantung siapa dan dari sudut pandang mana orang yang menulis lead seperti di atas. Bagi hatters-nya, akan menuai banyak notifikasi "suka" serta komentar 'sedap'. Tentu bersumber dari sesama hatters. Namun bisa sangat berlawanan bagi pemilik dan pemakai akal sehat, jika mau mencerna fakta sampai di lapangan.

Benarkah Jokowi melanggar protokol kesehatan karena mengundang kerumunan? Betulkah Jokowi hanya pencitraan? Kiranya uraian berikut menjawab.

"Kerja sambil blusukan" Beda dengan "Kerjanya blusukan"

Istilah "blusukan" populer semasa Jokowi menjabat gubernur DKI Jakarta sampai menjadi presiden. Sebagai pemimpin yang lahir dari kalangan rakyat, bukan elit militer atau darah biru, wajar jika Jokowi blusukan mengecek fakta dan kondisi di lapangan.

Sayangnya, blusukan ini lalu diadopsi para elit sumbu pendek dan kerdil akal, sehingga memberi konotasi negatif. Blusukan untuk pencitraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline