Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

"Miris" Sepanjang 2020, Optimis Jalani 2021

Diperbarui: 11 Januari 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap optimis jalani 2021, sumber: kordanews.com via difapedia.com, diolah KRIS WANTORO

"Tahun Corona", mungkin begitu kita mendeskripsikan 2020. Betapa tidak, virus SARS-CoV-2 menyapa Indonesia sejak awal Maret yang diprediksikan segera mereda, nyatanya tidak demikian hingga pergantian tahun.

Kehidupan manusia di seluruh dunia porak-poranda karenanya. Semua sendi kehidupan merapuh. Miris. Mau bagaimana, tidak seorang pun mengharapkan kehadiran Covid-19, tapi juga tidak semua orang mematuhi protokol kesehatan. Malah ada yang menyangkal keberadaan virus ganas yang gampang menular ini.

Benarkah di tahun Corona tidak ada hal yang disyukuri? Tuhan bukanlah Tuhan kalau menciptakan dunia tanpa keseimbangan. Selalu datang siang setelah malam. Demikian juga, kemarau selalu diseimbangkan dengan penghujan. Namun dalam segala 'musim' kita percaya, Tuhan tidak menelantarkan kita.

Buktinya? Sampai detik ini, banyak kita diizinkan memasuki 2021 dalam kondisi sehat, masih dipercayakan nafas; itulah berkat Tuhan! Berikut berkat dan hadiah di tahun 2020 versi saya.

1. Melewati pergantian tahun bersama pasangan

Waktu-waktu sebelumnya saya melewati pergantian tahun tanpa pasangan. Melainkan bersama keluarga, teman dan sahabat. Sukacita sih, tapi ada yang kurang.

Sukacita itu terasa lengkap jika sudah punya pasangan. Bisa lebih akrab dan leluasa untuk meluapkan perasaan. Bersyukur, 2020 adalah tahun terakhir saya melajang. Ada sosok yang menemani dan menolong dalam hari-hari saya ke depan.

2. Menjaga kekudusan hingga pernikahan

Pernikahan adalah kudus di hadapan Tuhan. Artinya, melakukan hubungan intim hanya dengan pasangan yang sudah diberkati dalam pernikahan.

Saya prihatin akan banyak pasangan yang menikah karena 'kebablasan' (married by accident). Dan itu bisa menimpa siapa pun, termasuk saya dan pasangan. Kami tidak mau bermegah, kecuali di dalam anugerah Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline