Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Pandemi atau Tidak Pandemi, Imunisasi Harus Dijalani

Diperbarui: 12 November 2020   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengantri untuk imunisasi, foto: KRIS WANTORO

"Sudah siap ke sekolah?" "Siap!"

"El ingat kesepakatannya?" Dibalas anggukan mantab. "Kalau bertemu teman, tidak boleh..." "...bersalaman!" "Harus selalu pakai..." "...masker!" "Saat mengantri tidak boleh..." "...berlari-lari!"

Kira-kira begitu kesepakatanku dengan anak sebelum ke sekolah hari ini. Kalau sudah punya...

***

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi anak-anak SD selain ke sekolah! Bertemu teman dan guru, berlarian di tempat bermain. Jangankan anak, emak-emak juga diuntungkan olehnya. Bisa nge-gibah dengan kaumnya.

Pagi ini, dilakukan imunisasi di sekolah kami, khususnya kelas 1, 2 dan 5.

Meja kursi diatur berjarak. Thermogun dan handsanitizer disuguhkan. Guru pendamping diposisikan. Teh hangat, dan parasetamol disediakan. Semua siap, tinggal menunggu pahlawan kita.

Masih beraroma hari pahlawan; pahlawan di sekolah ialah guru, di rumah dan tempat kerja orang tua, dan di masyarakat dokter.

Di antara ketiganya, dokter dan perawat adalah paling heroik. Kenapa begitu?

Tengoklah atribut perangnya. Bagai di ruang operasi--medan tempur, seluruh badan harus terlindungi. Di atas pakaian utama, diliput jubah, ditambah celemek plastik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline