Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Filosofi Pohon Pisang, Pantang Tumbang Sebelum Berbuah

Diperbarui: 1 September 2020   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pohon pisang yang sedang berbuah. (sumber: pixabay.com/ceguito)

Semua anggota tubuhnya jadi manfaat. Mudah ditanam. Buahnya manis. Berbuah sebelum tumbang. Demikian kedudukan pohon pisang, seperti penggalan lagu: Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan... Jika saatnya nanti kutak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat.

Tak kalah pamor dengan pohon singkong (pernah saya ulas), pohon pisang (Latin: Musaceae) begitu akrab di masyarakat. Pada dekorasi orang mantenan, gapuranya biasa dihias bunga dan dedaunan, termasuk setandan pisang beserta gedebognya.

Di dapur yang punya gawe, bapak-bapak mengadu spatula raksasa dengan wajan tembaga bergaris tengah 1,5 meter. 

Adonan beras ketan selep (digiling), santan dan gula merah. Orang Jawa menyebutnya "jenang". Wajan ini dipanggang di atas tungku bonggol pisang, yang tak gampang ludes karena si jago merah tak doyan.

Ibu-ibu memotong daun pisang, mengelap zat lilinnya. Dijadikan bungkus organik untuk lemper, nagasari, meniran, lepet, sagu, termasuk jenang-jadah. 

Jajanan khas pesta ini jadi istimewa ya gegara daun yang kaya polifenol ini. Mengambil tempat sedikit di luar tenda, bapak-bapak lain merangkai pelepah pisang dan anyaman tusuk bambu. "Nampan" sajen di pertigaan atau simpang jalan.

Tak harus menunggu pesta nikahan, pelepah pisang sudah jadi sumber kebahagiaan generasiku ke atas. Demi nama kreativitas bin kepepet, pelepah itu bisa disulap kuda lumping dan pecut.

Daunnya sudah diambil oleh emak-emak untuk mengukus penganan, atau dijual ke pasar, dibarter garam dan cabe. Dalam momen tujuhbelasan---jauh sebelum pandemi---pelepah pisang jadi gebuk gantungan plastik berisi air. Bagi dalang, batang pisang jadi tatakan wayang.

Bahkan, kulit batang yang dikeringkan bernilai ekonomi di tangan pengrajin. Tas, keranjang, topi, tali dan beragam barang lainnya. Bagi pegiat kuliner kreatif, jantung pisang disulap sayur nikmat, atau keripik. Terpujilah Tuhan Pencipta manusia kreatif!

Harus berbuah sebelum tumbang, dokumentasi pribadi

Demikian bermanfaat pohon buah sumber karbohidrat, mineral dan kalium ini. Tahukah Anda, pohon pisang tidak akan mati sebelum berbuah? Seberapa kali pun Anda "penggal", seberapa pun sengsara hidupnya; dia akan tumbuh, terus hidup.

Tak penting seberapa kuat atau besar seseorang, lebih penting adalah tahu tujuan hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline