Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Maju Mundur Cantik ala Stafsus Milenial

Diperbarui: 24 April 2020   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stafsus milenial Jokowi (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A) via kompas.com

Lagu apa yang bikin orang bimbang?

Maju mundur maju mundur cantik, cantik... --princess Syahrini.

Bagaimana orang tidak bimbang kalau liriknya maju mundur begitu...? Ngomong-omong tentang "mundur", nuansa mundur tengah melingkupi sebagian public figure kita.

Sebenarnya sudah lama saya menyimpan tanya, apa sih kiprah nyata dari staf khusus presiden?

Sejak diperkenalkan pada publik, 12 November 2019, tidak ada yang menyajikan kinerja/ kontribusi para milenial ini dalam memudahkan hidup presiden. Malahan besaran gajinya yang digaungkan. Gaji besar tanpa kerja nyata, buat apa?

Kalau boleh sebutlah mereka gabut (makan gaji buta), karena tujuan presiden merekrut mereka adalah untuk memberi masukan segar, membuat program dan terobosan baru demi kemajuan bangsa dan negara. Tapi, masukannya seperti apa, cakupannya sebesar apa, inovasinya secemerlang apa; tidak ada yang tahu. Dari beragam latar belakang dan prestasi akademis maupun organisasi, di mana mereka saat pandemi Corona melanda? Anggaplah memang masyarakat awam yang tidak mampu melihat kontribusi mereka.

Sebelumnya, mari kita lihat kembali latar belakang para stafsus, untuk kemudian membayangkan apakah mereka cukup kapabel menjadi "pembisik" presiden.

Putri Indahsari Tanjung (23). Founder dan CEO Creativepreneur dari Chief Bussiness of Creative. Adamas Belva Syah Devara. CEO Ruang Guru. Ayu Kartika Dewi. Mengampanyekan nilai toleransi dan keberagaman. Pernah bergabung dengan Indonesia Mengajar, mengabdi di Desa Papaloang, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Bergelar Master of Business Administration (MBA). Angkie Yudistia (32). Menyandang disabilitas. Lulusan Master jurusan Public Relations. Pendiri Thisable Enterprise.

Gracia Josaphat Jobel Mambrasar (Billy Mambrasar). Lulusan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, ITB. Pendiri "Kitong Bisa", yayasan yang berfokus mengurusi pendidikan anak-anak Papua. Andi Taufan Garuda Putra (32). Lulusan Harvard Kennedy School. CEO Amartha Mikro Fintech, startup di bidang keuangan mikro. Pernah menjadi konsultan bisnis di IBM Indonesia (2008). Aminudin Maruf. Mantan Ketua Umum PMII (2014-2016). Sekjen solidaritas ulama muda Jokowi (Samawi). Pendidikan terakhir, studi master di Trisakti. (kompas.com)

Bukan milenial kaleng-kaleng, sepakat? Namun, alih-alih menambah prestasi, sebagian dari mereka justru memproduksi kontroversi. Dari yang sekedar cuitan di media sosial, membuat "surat cinta buat camat", sampai desakan buat mundur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline