Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Makna Paskah yang Sejati

Diperbarui: 13 April 2020   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengoleskan darah pada ambang pintu. Image: Philadelphia Church of God

Semasa kanak-kanak, yang paling mengesankanku tentang perayaan Paskah adalah lomba mencari dan menghias telur. Hingga dewasa perayaan ini sulit dilepaskan dari aktivitas "bertelur". Ada apa gerangan?

Telur merupakan bagian dari perayaan Eastre, dewi yang melambangkan kesuburan, yaitu waktu datangnya musim semi (festival Anglo-Saxon). Perayaan Paskah dilakukan bersamaan festival ini dengan harapan mendorong pertobatan orang-orang menggunakan simbol serupa. Sejak abad ke-13, telur dihias dengan warna merah sebagai simbol darah Yesus. (cnnindonesia.com) Dari sini jelas ucapan

"Happy Easter" tidak tepat bagi umat Nasrani yang sejatinya merayakan Paskah dengan "Happy Passover"

10 April 2020 (biasanya jatuh pada minggu awal bulan April) semua umat Nasrani di seluruh dunia memperingati Jumat Agung, hari di waktu Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan. (Masyarakat kita lebih familiar dengan Hari Paskah) Tiga hari kemudian (hari Minggu) para saksi membenarkan kubur di mana jasad Yesus dibaringkan ternyata kosong. Hanya ada kain kapan tergeletak di tanah. Diperkuat keterangan dua malaikat berpakaian berkilau-kilauan, Yesus tidak ada di dalam kubur itu. Dia telah bangkit, sebagaimana dikatakanNya pada para murid menjelang waktu penyalibanNya.

Tahun inilah kali pertama dalam sejarah, umat merayakan Paskah secara eksklusif. Tidak ada kegiatan mencari telur. Tidak hadir dalam kerumunan. Orang percaya juga perlu mendukung pencegahan penyebaran virus yang melumpuhkan lintas sektor ini. #ibadahdirumah

Melansir kompas.com, beberapa negara merayakan Paskah dengan cara unik. Dari yang melempar pot-pot tua ke jalanan dari jendela rumahnya masing-masing (Pulau Corfu, Yunani). Mirip dengan mereka, yang dilempar orang Italia justru harta bendanya. Saling mengguyur dengan air di Senin Paskah, disebut juga Wet Monday (Ukraina). Membagikan omelet raksasa terbuat dari 15.000 butir telur di setiap Senin Paskah kepada ribuan orang (Ukraina). Sampai acara menggelindingkan telur di depan Gedung Putih (Amerika).

Sungguh unik, satu hari raya dirayakan dengan beragam cara. Dan sayang, tradisi itu tak bisa dilakukan kali ini.

Jika kembali pada kisah di dalam Alkitab, pemaknaan Paskah sama sekali berbeda dengan yang disebutkan di atas, yakni sebagai berikut. Bangsa Israel---bangsa pilihan Allah---ratusan tahun hidup dalam perbudakan di tanah Mesir. Dengan jumlah yang banyak, dalam kondisi sangat menderita, Allah hendak membebaskan mereka dari cengekeraman Firaun, yang keras hatinya.

Setiap kaum keluarga orang Israel harus mengambil seekor kambing atau domba jantan berumur setahun yang tidak bercela, dikurung sampai hari keempat belas, dan harus disembelih pada waktu senja. Pada hari yang ditetapkan, seluruh orang Israel diminta tinggal di dalam rumah. Seorang pun tidak boleh keluar sampai pagi.

Darah domba atau kambing yang disembelih itu diambil sedikit, disapukan pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah mereka. Sedangkan dagingnya harus dimakan malam itu juga setelah dipanggang dalam api, dimakan bersama roti tidak beragi dan sayur pahit. Tidak boleh ada bagian dari daging itu yang dibiarkan tertinggal sampai pagi. Jika ada yang tertinggal harus dibakar habis dengan api. Inilah korban Paskah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline