Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Pesan untuk Mas Menteri

Diperbarui: 2 November 2019   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[@kraiswan]

Mas menteri pendidikan yang terhormat,

Pak menteri, maksud saya. Maaf lancang. Hanya orang nomor satu negeri ini yang boleh memanggil menterinya "mas".

Pak menteri, apakah anda percaya bahwa dalam divisi pendidikan orang bisa berkiprah meski tak linier? Saya, yes. Buktinya, anda diangkat jadi menteri.

***

Sering, saya menganggap murid saya tak mampu mengikuti pembelajaran, tidak mengerjakan tugas sesuai instruksi saya sebagai guru mereka. Jangan-jangan saya yang tak becus mengajar.

Satu murid saya jago menggambar, namun lambat dalam menulis. Hampir di setiap tes, dia akan remedi. Satu murid lainnya, membaca susah (kalau membaca dua kalimat pertama jelas, berikutnya seperti kumur-kumur lalu senyap), menulis apalagi. Tapi saat berhadapan dengan gambar, video atau hewan (baca: lingkungan), dia mendadak antusias. Satu murid lainnya selalu menulis "bosan" dalam buku refleksi pada hampir semua pelajaran, kecuali olahraga atau tematik pada sub menari.

Satu murid tulisannya tak lebih rapi dari tanda tangan, namun saat diskusi tentang hewan, nama daerah, benda-benda alam dia paling tahu dibanding teman-temannya yang nihil remedi. Satu lagi dari banyak murid yang saya temui. Dia akan aktif menunjukkan jari meski saya tidak membuka diskusi. Saat diberi kesempatan, perkataanya menyebabkan sakit perut.

Pak menteri yang terhormat, apakah mereka bodoh? Adakah ke depan mereka masuk hitungan orang sukses? Itulah pemandangan di sekolah swasta kelas kecil (12-15 orang). Saya tak tega memikirkan nasib mereka jika di sekolah negeri dengan penghuni dua kali lipat dalam satu kelas.

***

Pak menteri, jujur saya sendiri ragu bahwa capaian anda merajai ojek online manjur diterapkan pada pendidikan. Buktinya, yang expert, berpuluh tahun mengarungi pendidikan tak cukup mampu mengentaskan kapal dari badai. Kecuali, lelaki kurus berkemeja putih itu benar tentang anda.

Sebagai budak pendidikan, ada titipan benak saya untuk pak menteri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline