Lihat ke Halaman Asli

Wans Sabang

anak hilang

Pepesan Kosong (Benar-benar Pepesan Kosong)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

saat bintang jatuh

kuda kuda liar

dikejar bayang

dan kegilaan

saat bintang jatuh

napsu di kekang

tinggal hasrat

dan kesakitan

saat bintang jatuh

langit hilang

ditelan gelap

dan kematian

saat bintang jatuh

kuda kuda liar

dikekang cahaya bulan

dan remuk redam

saat bintang jatuh,

perih

sendiri

menggigil, dilumuti sepi

dan itu

bukanlah ilusi ...

(bukanlah ilusi, 9 April 1994)

Sebelum menulis puisi hari ini. Aku telah membaca dua puisi rekanku di KOMPASIANA milik SANTOSA SAJA dan ERLINDA.

Dan aku pun telah membalas nya dengan komen puisiku pula, gak tau nyambung atau gak ?. Yang penting aku terhibur.

Hehehe ... asyiknya berpuisi ria ....

Inilah sebuah komen puisi yang aku kirim untuk : “Menalar Rindu” nya : SANTOSA SAJA

pagi-pagi bikin puisi

berarti hati tak lagi sedih …

siang-siang bikin puisi

hati riang jadi meriang

petang-petang bikin puisi

rindu yang ku tanak tak matang-matang

malam-malam bikin puisi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline