Lihat ke Halaman Asli

Esensi Prinsip Kepemimpinan

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap orang pada dasarnya adalah seorang pemimpin. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin diri sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan di segani bawahannya. Organisasi tanpa pemimpin akan kacau balau.

Terry dan Rue (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, memengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang di inginkan.

Pemimpin tanpa jabatan memungkinkan orang tidak mempunyai tanggung jawab langsung untuk memimpin orang lain, tetapi setiap hari mereka memengaruhi dan memimpin orang-orang di sekitar mereka. Intinya pengaruh dan inspirasi datang dari orangnya, bukan posisinya.

Orang-orang yang memimpin baik memiliki jabatan maupun tidak, akan berjuang menjadikan segala sesuatunya lebih baik. Sesungguhnya kepemimpinan sejati sebagai “ajakan kepada orang lain untuk menuju kehebatan”. Namun ada sesuatu yang terlewatkan. Kita tidak bisa memberikan sesuatu yang tidak kita miliki. Kita tidak bisa mengajak orang lain untuk masuk bila kita sendiri belum berada didalamnya.

Apa sebenarnya perbedaan antara kehebatan dan ketenaran. Ketenaran di dasarkan pada apa yang kita peroleh dalam kehidupan, tetapi kehebatan sejati didasarkan pada apa yang kita berikan dalam kehidupan. Ini adalah kontribusi yang kita berikan melalui tindakan. Pemimpin yang sejati tidak hanya membuat segalanya menjadi lebih baik untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain, entah menghasilkan imbalan financial dan pengakuan social atau tidak.

Prinsip Kepemimpinan 1: Kemampuan Menguasai Diri Sendiri

“Kemenangan tersulit adalah mengalahkan diri sendiri. Kenyataan semua kepemimpinan” (Aristoteles)

Kita tidak bisa memimpin orang lain sampai kita terlebih dahulu bisa memimpin diri sendiri. Seperti yang diucapkan Mahatma Gandhi “Jadilah perubahan Yang ingin kau lihat di dunia.” Untuk sungguh-sungguh memimpin dan, kita harus selalu memulainya dari diri sendiri.

Abraham Moslow salah satu pioneer psikologi, menempatkan transendensi pada tingkat teratas dalam “hierarki kebutuhannya.”Dan kenyataannya, pemimpin sejati, baik mempunyai jabatan atau tidak, secara rutin mentransdensikan kebutuhan dan kepentingan pribadi mereka dalam usaha mereka membawa manfaat pada orang lain.

Berpikir seperti pemimpin : Orang yang dalam kehidupannya secara aktif mengambil peran dalam kepemimpinan cenderung menjadi pemikir yang baik. Pemimpin yang hebat cenderung menjdi pemikir yang hebat.

Motivasi : motivasi mengacu pada alasan kita melakukan apa yang ingin kita lakukan. Bagaimana cara agar tetap termotivasi ?Ada tehnik yang diterapkan oleh para pemimpin, baik dengan jabatan maupun tanpa jabatan yaitu :

1.Meluangkan waktu untuk refleksi.

2.berapa banyak yang kita lewatkan dalam bisnis dan kehidupan akibat kita tidak meluangkan waktu untuk merefleksikan kejadian hidup dan apa yang bisa kita dapatkan darinya.

3.Tidak lupa bermimpi.

Sebagian orang begitu terikat dengan tugas harian sehingga mereka lupa memimpikan masa depan. Akibatnya mereka tidak bercita-cita cukup tinggi dan jauh untuk diri atau organisasi mereka.

4.Bercermin pada orang-orang sukses disekitar anda .

Temukan aturan-aturan yang pantas diteladani, mereka yang memimpin kehidupan dan organisasi mereka dengan gaya yang mereka inginkan dalam memimpin.

5.Mundur sejenak demi kemajuan.

Paling tidak setahun sekali tetapkan satu hari untuk menyangkut kehidupan dan tujuan kita.

6.Membimbing seseorang.

Salah satu cara terbaik untuk menyaringapa yang anda ketahui adalah dengan membagikannya kepada orang lain.

7.Menikmati perjalanan.

Alangkah bodohnya bila berkata kepada diri sendiri “saya akan pergi berlibur, tapi saya tidak berniat menikmati diri sendiri.

8.Hidup seperti seorang juara,jangan seperti seorang korban.

Saat nasib buruk menimpa orang baik, kita bilang mereka “korban dari keadaan”. Tetapi, mudah menghabiskan banyak waktu merasa seperti korban, ketimbang bertanya “apa yang harus saya lakukan agar keadaanmenjadi lebih baik?”.

Prinsip 2 : Kekuatan Fokus. Energi dan kegigihan mengalahkan segalanya (Benyamin Franklin).

Salah satu kualitas terpenting dari kepemimpinan efektif ialah berfokus. Tanpa focus tak mungkin beranjak maju untuk menggapai cita-cita. Pemimpin efektif, dengan jabatan apapun, mampu mempertahankan diri mereka dan orang disekitar mereka pada tugas mereka yang tidak terfokus di dalam kehidupan dan karir cenderung untuk hancur. Dalam bertindak sebagai pemimpin, kita dapat menangani hampir apa saja yang menghalangi sepanjang kita tidak kehilangan kekuatan dan hanyut. Kekuatan dalam hal ini adalah kemampuan untuk tetap terhubung dengan apa yang sedang terjadi. Ini bukan berarti kita memiliki kehendak atas setiap situasi. Tetapi ini adalah kemampuan untuk terlibat didalam situasi dengan tujuan dan focus. Hanyut dan menunggu amatlah berbeda. Menunggu merupakan pilihan disengaja,menunggu membutuhkan kesabaran dan pertimbangan. Agar tetap berfokus,kita perlu agenda. Agenda kita adalah apa yang kita harapkan untuk capai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, artinya, mensosialisasikan tujuan akhir anda sehingga “apa yang harus dikerjakan “ mendekatkan anda pada penyelesaian. Untuk memimpin secara efektif, kita tidak bisa menunggu peristiwa acak untuk menolong kita meraih cita-cita. Tantangan kita ialah merencanakan pekerjaan yang berarti dan berpengaruh,setelah itu secara strategis mengejarnya.

Tak satupun dari kita memiliki waktu lebih dari dua puluh empat jam sehari. Tujuan anda mestinya meluangkan sebanyak mungkin waktu berharga ini untuk hal-hal yang penting bagi anda.

Prinsip 3: Kekuatan Bersama Orang lain

“Kepimpinan adalah segi mendapatkan kinerja luar biasa dari orang biasa.”Segala yang kita raih terjadi bukan karena usaha kita saja, tetapi lewat usaha orang lain.Untuk meraih tujuan segnifikan, kita butuh dukungan dan kerja sama dari orang lain. Perbedaan terbesar antara orang yang mengatur orang lain dan orang yang memimpin orang lain adalah bagaimana ia mengembangkan orang-orang berada dibawahnya : ini berlaku sewaktu mereka mengatur atau memimpin keluarganya mengusahakan penggolongan dana, tim proyek atau perusahaan. Seperti yang kita ketahui semua pemimpin yang memiliki jabatan atau tidak, kepimpinan adalah kekuatan bersama orang lain bukan kekuatan atas orang lain.

Manager lawan Pemimpin

Manager:




1.Maneger memiliki karyawan

2.Maneger menanggapi perubahan

3.Maneger mempunyai ide bagus

4.Maneger mengkomunikasikan

5. Maneger mengatur kelompok

6.Maneger berusaha menjadi pahlawan

7. Maneger mengambil pujian

8. Maneger menjalankan kekuasaan atas orang lain

Pemimpin :

1.Pemipin mendapat pengikut

2.Pemimpin menciptakan perubahan

3.Pemimpin melaksanakan ide bagus.

4.Pemimpin menyakinkan

5.Pemimpin menciptakan tim

6.Pemimpin membuat setiap orang disekelilingnya menjadi pahlawan

7.Pemimpin mengambil tanggung jawab

8.Pemimpin menjalankan kekuasaan bersamaoranglain




Semua orang ingin merasa berarti, diakui karena pekerjaan mereka. Seperti yang dikatakan menteri inggris pada abad ke-19 Benjamin Disraeli, “ Tindakan baik terhebat yang dapat kau lakukan untuk orang lain, bukanlah membagikan kekayaan tetapi mengungkapkan kepadanya yang dia miliki.

Prinsip 4 : Kekuatan komunikasi persuasife

“Kita mempunyai terlalu banyak kata-kata tinggi melambung, tapi terlalu sedikit tindakan yang sesuai dengan kata-kata itu. (Abigail Adams)

Berkomunikasi bukanlah tujuan dalam berbisnis atau kehidupan. Tujuannya adalah pemahaman. Komunikasi hanyalah alat untuk meraihnya. Berkomunikasi secara efektif merupakan inti dari bertindak pemimpin, apapun posisi atau jabatan anda.

Orang yang betindak sebagai pemimpin kurang memedulikan kesan yang mereka buat dibandingkan dengan pengaruh yang mereka paksakan terhadap orang lain untuk mengambil tindakan positif. Pemimpin efektif tahu apa yang ia inginkan dalam setiap percakapan yang ia lakukan. Ketika berkomunikasi, ia”memulai dengan tujuan dengan kepala”. Tanyakan pada diri anda apa yang saya inginkan dari orang yang saya ajak berkomunikasi untuk pikirkan, rasakan, dan lakukan saat saya selesai berkomunikasi ?

Prinsip 5 : Kekuatan Pelaksanaan

“Pelaksanaan adalah kereta perang orang jenius.” (WILLIAM BLAKE)

Orang Texas menyebut poser (seseorang yang berpenampilan gaya hanya agar orang lain berkesan) sebagai “ Topi besar, tanpa ternak”. Seperti ucapan terkenal henry ford,” Anda tak bisa membangun reputasi berdasarkan apa yang akan anda lakukan”.Jika ada sebuah tes untuk pemimpin yang tak terbantahkan, ukurannya adalah hasil yang ia ciptakan. Pemimpin sukses rata-rata memiliki IQ tinggi. Yang di maksud tidak Intelligence Quotient, tetapi mengacu pada apa yang disebut implementation Quotient. Memliki ide bagus tidak cukup-anda harus mampu menerapkannya .

Tekat tanpa aksi adalah khayalan. Orang yang bertindak sebagai pemimpin memberikan keyakinan pada tindakannya. Mereka pun mendapatkan hasil. Peter S suatu kali mengatakan pada audiensi,” keputusan buruk yang diterapkan secara baik lebih baik dari pada keputusan berlian yang tidak di terapkan secara baik.”

Visioning adalah kata kerja, yang menerangkan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan dan meraih sebuah visi. Pemimpin visioner adalah seseoarang yang memiliki pandangan luas akan masa depan dan mampu menyampaikan visi itu secara fasih untuk menginspirasi orang-orang di bawahnya.

Prinsip 6 : Kekuatan Memberi

“Jika kamu sungguh-sungguh mendambakan kebahagiaan temukan dan pelajari cara melayani.” (Albert Schwetzer)

Orang yang ingin membuat perubahan positif di dunia sekitar sering berharap memberikan waktu, keahlian, uang dan atau keterampilan. Mengapa orang memberikan diri mereka? Mereka melakukannya karena:

1)Memberi mengajari kita melihat di luar diri kita

Memberi membongkar keasyikan kita dengan dengan”diri sendiri”,bagaimana”saya”terlihat dan bagai man aorang lain memperlakukan saya.

2)Memberi mengajari kita melayani lebih baik dalam membantu sesama

3)Memberi menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik

Kapitalisme bisa menjadi kekuatan besar untuk kebaikan.

4)Memberi membuat kita merasa baik.Kita tidak berbuat baik karena kita merasa baik. Kita merasa baik karena kita berbuat baik. Kita tidak bisa memberi kepada orang lain tanpa mendapat pengaruh positif untuk diri sendiri.

Rahasia dari hal memberi ialah saat anda menjadikan dunia lebih baik untuk orang lain, anda membuat dunia lebih baik untuk diri anda sendiri.

Memberi sebetulnya lebih tentang apa yang di kontribusikan seseorang dari pada apa yang di terimanya. Apabila para pemimpin sering memperoleh pengakuan atas jasa mereka itu bukanlah maksud dari melayani. Temukanlah cara untuk berkontribusi terhadap rekan kerja atau pelanggan tanpa sepengetahuan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline