Lihat ke Halaman Asli

Budaya Organisasi pada Masa Transisi Akibat Perubahan

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap perubahan selalu membawa nilai-nilai baru. Nilai - nilai baru itu dapat di bawa oleh generasi baru yang masuk belakangan dalam sebuah organisasi, namun dapat juga dibentuk oleh keadaan (yang berasal dari luar organisasi) terhadap karyawan/pegawai yang sudah lebih dulu berada dalam organisasi. Seringkali nilai-nilai itu tidak selalu sama dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi. Ia bisa masuk begitu saja tanpa disadari oleh kebanyakan orang dalam organisasi.

Sering dikatakan nilai-nilai yang dianut suatu institusi mengalami evolusi. Misalnya saja, sebuah surat kabar yang didirikan pada masa-masa Indonesia sulit, menganut nilai-nilai (karakter) perjuangan seperti kejujuran, kerendahan hati, kesetiakawanan social, dan kesedrhanaan. Tetapi 30 tahun kemudian, ketika iklim bisnis di Indonesia berubah menjadi sagat kempetitif dan terbuka, niali-nilai yang dianut para manajer, wartawan, dan karyawannya bias berubah menjadi lebih berorientasi sebagai bisnis (pers idustri), agresif, high profile, dan otonom.Demikian juga dengan dunia pendidikan, yang semula berawal pada kesederhanaan, terpusat pada guru, dan subsidi pemerintah. Suatu keyika dunia pendidikan berubah menjadi kegiatan usaha komersial, nonsubsidi, berpusat pada pelayanan (customer), dan cenderung mengedepankan persaingan. Di lembaga pemerintahan, kita juga melihat adanya tuntutan peralihan peran pemerintah dari sekedar sebagai regulator dan bersikap birokratik menjadi pelayanan masyarakat yang mengedepankan kesejahteraan dan pengelolaan yang berbasiskan kewirausahaan (inovatif, kreatif, dan terbuka terhadap kemajuan).

Manajemen perubahan, suka atau tidak suka, harus menyentuh transformasi nilai-nilai. Tanpa menyentuh dan melakukan transformasi nilai-nilai, manusia-manusia dalam suatu institusi akan tetap melakukan hal-hal sama dengan cara-cara sama seperti yang di lakukan di masa lalu. Bahkan, lebih dari itu, perubahan akan ditumpangi oleh nilai-nilai baru yang sama sekali tidak dikehendaki.

Tabel 1.1 Perubahan dan Nilai-nilai Baru yang Tidak Dikehendaki

Institusi

Tuntutan Peran Baru

Nilai-Nilai Ikutan yang Tidak Dikehendaki

Bisnis (Perusahaan)

Daya saing (Competitivenses)

-Materialisme, Manipulatif (rekayasa informasi dan keuangan)

-Perilaku (eksekutif) yang kurang loyal

-Ketidakpercayaan

Pemerintahan

-Efisiensi

-Pelayanan

-Keterbukaan

-Kewirausahaan

-otonomi

-Self Interest

-Korupsi

-Kedaerahan

-Kekuasaan

Pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline