Lihat ke Halaman Asli

Mari...Bentuk Pola Saraf yang Baik

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13117813071522007830

Kesuksesan, kesehatan, keharmonisan, dan kebahagiaan hidup sangat dipengaruhi oleh pola pikiran. Bukankah dunia adalah cerminan pikiran? Ketika keburukan lebih mendominasi pikiran, akan buruk dan negatif pulalah kehidupan. Namun ketika kebaikan, kasih sayang husnuzh zhan, dan keharmonisan lebih mendominasi pikiran,akan baik dan bahagia pulalah kehidupan itu. Dengan demikian, untuk meraih ketenangan hidup dan terhindar dari stres yang merusak, proses dapat dimulai dan diolah di dalam otak. Pikiran dan otak yang berkorelasi timbal balik adalah kunci gerbang kebahagiaan. Pikiran-pikiran dan emosi negatif yang diperturutkan dapat membajak seisi pikiran. Hal ini ditandai dengan berkurangnya kemampuan otak untuk berpikir jernih dan menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi problem kehidupan. Kehadiran emosi negatif akan membuat 75% fungsi otak tidak dapat berjalan dengan semestinya. Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut sehingga seseorang gagal mengolah emosi negatifnya, emosi tersebut akan bersifat menetap dan menjadi pola saraf (neuronal) permanen. Ia pun akan menjadi individu yang bersifat egois, egosentris (berorientasi pada diri sendiri), dan tergesa-gesa. Akibatnya, keputusan yang ia ambil hanya berorientasi pada kesenangan sesaat dan kepentingan yang sempit. Apabila diperturutkan, hal ini akan menghancurkan fisik dan psikisnya. (Misteri Laskar Imun, 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline