Lihat ke Halaman Asli

Si Mulut Besar

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kolam  air di tepi hutan, tinggallah seekor katak hijau. Si katak hijau  pandai sekali bernyanyi. Semua penghuni kolam senang sekali mendengarnya bernyanyi. Apalagi jika hujan tiba, suara  si katak hijau terdengar semakin merdu diiringi suara tetes air hujan di bebatuan.
Namun sungguh sayang, si katak hijau mempunyai sifat yang buruk. Dia suka sekali membual. Pernah satu kali si katak hijau bercerita bahwa dia adalah hewan peliharaan milik sang raja dan dulu tinggal di sebuah istana yang mewah. Di waktu yang lain si katak hijau bercerita bahwa dia pernah menjelajahi gunung salju paling tinggi di dunia. Seluruh penghuni kolam sering merasa kesal mendengar bualan si katak hijau.
"Huh lebih baik dia bernyanyi saja, cerita-ceritanya hanya membuat telingaku sakit." Keluh si kura-kura.
"Iya, apa tidak ada obat untuk menutup mulutnya yang tak bisa berhenti membual itu?" Kata si ikan mas kesal. Tiba-tiba datanglah kumbang hutan dengan tergesa-gesa. Ternyata dia membawa sebuah pesan penting. Si katak hijau merasa kesal karena seluruh penghuni kolam menyuruhnya diam supaya bisa mndengar pesan penting yang dibawa oleh si kumbang hutan.
"Teman-teman berhati-hatilah, dalam satu minggu terakhir ini tiga penghuni hutan telah hilang. Mereka adalah burung kecil, tupai dan kelinci. Sepertinya ada hewan pemangsa yang menyusup ke dalam hutan kita. Kakek Tikus tanah menyuruh kita semua waspada dan berhati-hati, jangan sampai masuk ke dalam jebakan si pemangsa misterius."
Mendengar pesan itu para penghuni kolam nampak cemas, para ibu memeluk anak-anak mereka yang ketakutan.
"Wah ini gawat, kita harus segera berlindung!" Kata si jangkrik sambil melompat-lompat mencari tempat yang aman di balik rerumputan.
"Lindungi anak-anak kita di dalam lubang Bu!" Seru Pak Kura-kura cemas.
"Hei, mengapa kalian begitu takut? Aku pernah mengalahkan seekor elang pemburu yang ganas. Si pemangsa ini pasti bisa kukalahkan!" Kata si katak hijau sombong.
"Hentikan omong kosongmu katak hijau, lebih baik sekarang kau mencari tempat persembunyian yang aman." Si kunang-kunang menasehati.
"Huh, aku tak perlu bersembunyi, aku kan pemberani."
"Sudahlah, berhentilah membual, aku mengenal ibumu dan aku tahu kalau kau lahir di salah satu lubang di dekat kolam ini dan kau tidak pernah pergi ke mana-mana. Sekarng cepatlah berlindung!" Seru kakek katak. Beberapa penghuni hutan yang mendengarnya tertawa. Hal ini membuat si katak hijau merasa sangat malu.
"Jangan tertawakan aku! Akan aku buktikan kalau aku ini katak yang hebat!" Bentak si katak hijau yang melompat menuju padang rumput. Teman-temannya berusaha mengingatkan namun dia tak mau dengar.
Padang rumput begitu sunyi, rupanya penghuni padang rumput juga ketakutan dan bersembunyi. Suara desiran angin membuat si katak hijau merinding. Tiba-tiba terdengar suara nyanyian yang merdu. Si katak hijau melupakan rasa takutnya dan mencari sumber suara itu.  Ternyata di balik rerumputan nampak sekuntum bunga yang aneh. Si katak hijau tidak pernah melihat bunga itu sebelumnya. Bunga itu berwarna merah cerah, kelopaknya indah dan nampak lembut seperti beludru.
"Apa kau yang bernyanyi bunga cantik?" Tanya si katak hijau.
"Ya tentu saja."
"Suaramu memang merdu, tapi suaraku jauh lebih merdu."
"Benarkah?"
"Tentu saja, aku ini pernah menjadi penyanyi solo dalam sebuah pertunjukan. Semua orang memuji keindahan suaraku. Bahkan aku pernah berkeliling dunia untuk mengadakan konser besar. Tidak ada penyanyi yang sehebat diriku."
"Oh Tuan Katak, kau sangat hebat. Pasti kau katak ajaib yang luar biasa." Puji si bunga aneh. Si katak hijau merasa senang mendengar sanjungan itu. Dia semakin membual dan menyombongkan diri. Namun tiba-tiba sepasang mata berwarna kuning yang mengerikan sudah ada di depannya. Melihat mata itu tubuh si katak hijau membeku. Dia tidak sanggup untuk bergerak. Perlahan muncullah si pemilik mata yang mengerikan itu. Ternyata seeko ular besar dan di atas kepalanya menempel bunga aneh berwarna merah cerah. Si katak hijau sangat ketakutan dan berusaha lari namun terlambat. Kini dia telah menjadi mangsa si ular.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline