Lihat ke Halaman Asli

Muhasabah (Koreksi diri)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim ( Dengan Nama Allah  (yg tertinggi)  Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Inilah koreksi diri dari perjalanan hidup ini.

Yang kadaangg tertawa, sedih, kenyang, kelaparan, kecewa, sakit, bingung, kikuk, tercela, hina, terpinggirkan, teraniaya, terbuang, terpelosok, terjungkir.

Bahwasannya seringkali lupa untuk mensyukuri nikmat hidup ini .

Bahwasannya melalaikan tugas dan tanggung jawab

Bahwasannya terbawa nafsu

,dll.

Hal yg wajar terjadi bagi hambanya, sebagaimana Rasulullah SAW mengatakan bahwa keimanan manusia itu naik turun. Dalam khotbah Jumah yang pernah saya dengan bahwasannya hanya keimanan para Nabi saja yang terus meningkat karena itu mereka ditempatkan di tempat tertinggi diantara umat Manusia. sedangkann iman manusia lainnya ada yang bisa melebihi malaikat ataupun rendah melebihi nafsu hewani hingga menjadi nafsu setan.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa Laknat Allah bukan menghitamkan wajah manusia namun menjatuhkan manusia kepada kemaksiatan yang pernah dilakukan hingga kpd maksiat yg selanjutnya, hingga rahmatnya menjauhi hingga menjadikan Ia orang yg lupa pada akhirat, awal mula senang, kemudian menjadi orang yang berputus asa. Naudubillahimindalikh.

Bahwa Allah menyukai hambanya yang kuat, dan tidak menyukai hambanya yg berdusta, beralasan, menyombongkan dan membanggakan diri karena semua itu bisa membuat kita lupa.

Bahwa takdirnya pada hambanya adalah adil.

----------------------------------------------------------

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline