Lihat ke Halaman Asli

Anikafa12

Aktivis Dakwah Kampus

Makna Kebahagiaan

Diperbarui: 19 Mei 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

*Makna Kebahagiaan*

Terkadang kita perlu untuk merelakan apa yang telah hilang, menghargai apa yang masih bertahan dan mempersiapkan diri untuk apa yang akan datang. 

Dalam hidup ini tak dapat dipungkiri memang semua orang ingin bahagia. Namun pertanyaannya bahagia yang seperti apa? Apakah makna kebahagiaan tiap orang sama? 

Ternyata kebahagiaan itu suatu yang samar-samar tergantung dari sudut mana ia dipandang. Berbagai bentuk pemikiran dan sudut pandang yang ada membuat perbedaan dalam memakai arti kebahagiaan ini.

Dalam sudut pandang ideologi kapitalisme mengukur kebahagiaan dari sisi kepuasan fisik dan jasmani dengan nilai banyaknya harta yang dimiliki. Kapitalisme (Ra'sul Maali) sendiri merupakan sebuah ideologi yang muncul dari sistem bernama sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan).

Industri kapitalisme yang mengarahkan pada kehidupan konsumerisme dan hedonisme telah membuat pemuda muslim semakin jauh dari identitas Islam. Dengan adanya Perang Pemikiran (Ghaswul Fikr) 4F dan 4S (Food, Fun, Fashion, Faith, Sex, Sport, Smoke dan Sing) yang semakin digencarkan untuk pemuda sehingga membuat nya tidak lagi berpikir mendalam dalam aktivitas kehidupannya.

Meskipun PBB telah menetapkan 20 Maret sebagai Hari Bahagia Sedunia (International Daya Of Happiness) Namun, ideologi kapitalisme ini belum mampu untuk menutupi kegagalan dalam mewujudkan sebuah kebahagiaan. Terbukti masyarakat yang sakit jiwa semakin meningkat karena banyaknya beban dan tekanan hidup.

Sedangkan menurut ideologi islam, Kebahagiaan adalah meraih ridho Allah SWT. Kebahagiaan akan diraih tatkala seseorang menjalankan hidup ini sesuai dengan perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya, semata demi meraih ridho-Nya.

Sesungguhnya kebahagiaan ini hanya akan diperoleh melalui ketakwaan, keimanan dan amal shaleh. Bukan dengan sisi kepuasan fisik dan jasmani dengan nilai banyaknya harta yang dimiliki.

Oleh karena itu marilah kita cari bahagia dengan pandangan yang benar sesuai dengan ketentuan syara'. Jadikan hidupmu bahagia, karena jika engkau bahagia maka hidupmu akan lebih bermakna. Menjadi bahagia pun butuh yang namanya ilmu, oleh karena itu yuk ngaji. 

~Anikafa

Gresik, 10 Mei 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline