Di era digital yang terus berkembang, pertanyaan tentang siapa yang seharusnya mengendalikan tata kelola teknologi informasi (TI) semakin relevan.
Di satu sisi, manusia telah lama menjadi penguasa dalam pengambilan keputusan, sementara di sisi lain, kemajuan Artificial Intelligence (AI) dan algoritma semakin memperluas pengaruh teknologi dalam manajemen teknologi informasi.
Artikel ini akan mengeksplorasi perdebatan antara manusia dan algoritma dalam mengendalikan tata kelola teknologi informasi, serta memberikan wawasan tentang pro dan kontra dari kedua pendekatan ini.
Manusia telah menjadi bagian integral dari tata kelola teknologi informasi sejak awal. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan organisasi dan dapat membuat keputusan berdasarkan konteks yang kompleks.
Keputusan manusia juga dapat mempertimbangkan aspek-aspek non-teknis seperti budaya perusahaan, etika, dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh organisasi.
Selain itu, kemampuan adaptasi manusia terhadap perubahan lingkungan juga menjadi keunggulan penting dalam mengelola teknologi informasi.
Di sisi lain, algoritma memiliki keunggulan tertentu dalam mengendalikan tata kelola teknologi informasi. Mereka memiliki kemampuan untuk menganalisis data dalam skala yang jauh lebih besar dan dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan manusia.
Selain itu, algoritma juga mampu mengenali pola dan tren yang mungkin sulit bagi manusia untuk dikenali, sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang tidak hanya lebih akurat tetapi juga lebih cepat.
Melalui Artificial Intelligence (AI), algoritma dapat belajar dan berkembang seiring waktu, meningkatkan kinerja mereka secara terus-menerus.
Salah satu pendekatan yang paling menjanjikan adalah integrasi antara keputusan manusia dan keputusan algoritma dalam manajemen teknologi informasi.
Manusia dapat menggunakan kemampuan analisis algoritma untuk membantu mereka dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi.