Setelah beberapa bulan virus corona muncul di Indonesia, akibatnya telah merugikan banyak sektor usaha. Apa saja dampak akibat penyebaran virus corona?
TRANSPORTASI
Dimulai Desember tahun 2019 lalu, pengguna aktif ojol (ojek online) mengalami penurunan. Awal Januari hingga akhir Februari 2020, tingkat aktivitas ojek online relatif stagnan setelah pemerintah mulai menerapkan kebijakan WFH (work from home) dan meliburkan sekolah.
Menurut Data Statqo pengguna aktif pada aplikasi Gojek rata-rata pada akhir Februari 2020 berada di kisaran 3,3 juta pengguna. Sedangkan Grab memiliki rata-rata 3 juta pengguna. Akan tetapi memasuki bulan Maret 2020 mulai terjadi penurunan.
Pada tanggal 13 Maret sekitar 3,2 jt pengguna aktif gojek mengalami penurunan menjadi 2,5 juta pengguna pada 26 Maret 2020. Sementara Grab, mengalami penurunan menjadi 2 juta pengguna aktif pada tanggal 26 Maret 2020 dari 2,5 pengguna aktif sebelumnya.
Data ini juga menunjukkan penurunan pada minggu kedua bulan Maret yakni pada tanggal 19 Maret, Gojek turun di angka 2,9 juta sedangkan Grab hanya 2,4 juta.
Akibatnya sempat mengakibatkan pengemudi alias driver ojek online (ojol) baik Grab maupun Gojek tidak dapat beroperasi penuh akibat adanya peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa ada empat sektor lain yang mengalami keterpurukan selama merabahnya visur corona, yaitu :
1. Rumah tangga
Sektor rumah tangga akan mengalami tekanan dari sisi konsumsi karena masyarakat sudah tidak beraktivitas di luar rumah sehingga mengakibatkan daya beli pun menurun.
Selain itu, sektor rumah tangga juga terancam kehilangan pendapatan karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya terutama bagi keluarga miskin dan rentan di sektor informal.