Lihat ke Halaman Asli

Berawal dari Otak

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seiring dengan perubahan paradigma proses pendidikan saat ini, lembaga pendidikan harus mampu mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik. Memang kita akui saat ini lembaga-lembaga pendidikan sudah mengembangkan system pendidikan yang berorientasi pada bagaimana anak didik dapat berfikir kreatif dan kritis sehingga mampu menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan baru. Tidak mudah untuk membangun anak menjadi manusia kritis, kreatif dan problem solver maka diperlukan suatu pembaharuan strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Mari kita belajar mengenai strategi, metode, dan teknik pembelajaran agar anak dapat berfikir kreatif dan kritis.


  1. Pembaharuan Strategi, metode, dan teknik pembelajaran


Stategi dalam belajar merupakan suatu program yang memuat tentang kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinginkan. Wina Sanjaya ; 2009 mengatakan bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi yang dilakukan guru selama ini, mungkin bagi guru sudah merupakan strategi yang paling bagus, tetapi belum tentu hal yang sama dirasakan oleh murid yang menerima sehingga seorang guru juga harus dapat menciptakan strategi baru untuk mencapai hasil belajar yang di kehendaki. Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi ( Wina Sanjaya ; 127; 2009). Ini berarti metode merupakan suatu alat yang diperlukan untuk menjalankan suatu strategi agar dapat terealisasi serta tujuan dari pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Sedangkan teknik pembelajaran merupakan cara atau kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan suatu metode. Teknik pembelajaran masing-masing individu akan berbeda walaupun metode dan strateginya sama. Keberhasilan suatu strategi tergantung pada pendekatan yang digunakan, dan untuk melaksanakan strategi tersebut diterapkan beberapa metode, kemudian masing-masing individu akan melaksanakan metode tersebut dengan teknik pembelajaran mereka sendiri yang disesuaikan dengan lingkungan anak.


  1. Pendidikan yang Menjadikan Anak Kritis, Kreatif, dan Problem Solver


Menjadikan anak kritis

Pembelajaran kritis merupakan proses dimana manusia berpartisipasi secara kritis dalam aksi perubahan. Angelo mengidentifikaasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis, keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, serta keterampilan mengevaluasi dan menilai. Pada prinsipnya pembelajaran kritis mensyaratkan penggunaan andragogi karena pengetahuan melibatkan kesatuan yang tetap antara aksi dan refleksi sebagai pendekatan ketimbang dengan pedagogy. Tetapi banyak pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kritis ternyata dilakukan dengan cara pedagogi ataupun indoktrinasi.

Dalam pembelajaran kritis para pendidik harus bekerja dengan berdasarkan pengalaman anak didik dalam proses pembelajaran. Pendidik tidak menuruti segala kemauan pesertadidik sehingga proses pembelajaran dapat terjalin hubungan dialogis antara pendidik dan peserta didik sehingga guru tetap mempunyai peran besar untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, dan etika serta moralitas antara keduanya tetap terjaga.

Menjadikan Anak Kreatif

Anak yang mampu melahirkan sesuatu yang baru bisa disebut sebagai anak yang kreatif. Pada dasarnya semua anak kreatif, yang membedakan hanya ada kekreativitasanya itu ada yang tersalurkan dan ada yang tidak. Untuk memicu anak menjadi kreatif kita hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya serta memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya sehingga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri.

Menjadikan Anak Problem Solver

Proses mental sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan ketrampilan lebih dalam menemukan dan membentuk pemecahan suatu masalah disebut sebagai problem solver. Cara untuk menjadikan anak sebagai problem solver dapat dilakukan dengan kegiatan memberikan stimulus berupa masalah-maslah yang perlu diselesaikan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami nilai dan untuk bekerja sama untuk mengkolaborasikan ide-ide mereka sehingga semua masalah itu dapat terselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.

C. Teori Hemisphere, Perkembangan Intelek, dan Kreativitas

Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline