Pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebagai calon pendidik yang nantinya berbaur secara langsung dengan anak-anak yang tentunya mempunyai berbagai karakter yang berbeda-beda, sehingga sudah menjadi keharusan jika calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan untuk bisa menggunakan cara yang bagaimana agar kegiatan pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Teori Pembelajaran Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Mendatang.
Masa lalu, masa kini dan masa mendatang di dalam teori pembelajaran pastinya membahas mengenai perjalanan waktu bagaimana cara-cara pembelajaran yang digunakan dari waktu ke waktu. Banyak teori-teori yang semakin kesini mengalami penyempurnaan dengan teori yang lain. Untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka seorang pendidik maupun calon pendidik hendaknya lebih memahami teori belajar dan pembelajaran dan mampu mencari alternative kebaruannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka disini akan sedikit dibahas mengenai berbagai teori belajar dan pembelajaran, analisis teori pembelajaran, dan berbagai pergeseran teori pembelajaran.
Watson dan Guthrie berpendapat bahwa sesuatu yang dipelajari adalah respon dan stimulus respon merupakan inti dari pembelajaran. Sebaliknya, Tolman berpendapat bahwa respon adalah apa yang dipelajari. Apa yang dipelajari merupakan pengetahuan, keyakinan, dan pemahaman, dengan kata lain adalah kognisi. Akhir-akhir ini pendekatan kognitif semakin menguat, sehingga banyak orang berpendapat bahwa pendeketan kognitif telah menggantikan posisi koneksionisme. Teori idela yang diperjuangkan oleh para teoritis adalah yang mirip dengan gagasan Hull yaitu formal, akurat, konsisten secara internal, dan cakupannya luas sehingga meliputi seluruh topik pembelajaran dan motivasi.
Seperti apapun nantinya bentuk teori pada masa mendatang, kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya teori-teori yang ada sekarang. Teori-teori pembelajaran memiliki dua arti penting; pertama, teori pembelajaran menyediakan kosakata dan kerangka konseptual yang bisa digunakan untuk menginterpretasi contoh-contoh pembelajaran yang diamati; kedua, teori pembelajaran menuntun kita kemana harus mencari solusi atas persoalan-persoalan praktis. Teori memang tidak memberikan solusi, namun teori mengarahkan perhatian kita kepada variabel-variabel yang bermanfaat untuk menemukan solusi. Dengan demikian semua teori yang ada berfungsi memperkaya pemahaman kita terhadap situasi-situasi pembelajaran yang diamati dan membantu menemukan solusi atas problem pembelajaran praktis yang dihadapi.
Teori-teori Pembelajaran beserta analisinya.
Yang namanya membahas teori-teori pembelajaran pastinya terdiri dari lebih dari satu teori pembelajarsan artinya banyak sekali teori-teori pembelajaran beserta para ahli penemunya. Ada beberapa macam teori pembelajaran seperti teori pembelajaran behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme yang perlu diketahui beserta tokoh-tokohnya.
Ivan P. Pavlov mengkondisikan kegiatan timbal balik dari dua proses utama di dalam otak yaitu eksitasi dan inhibisi. Eksitasi adalah proses pembangkitan yang cenderung membuat respon terjadi, sementara inhibisi adalah proses penekanan yang cenderung mencegah terjadinya respon. MenurutWatson pembelajaran bisa dihasilkan melalui keberiringan antara stimulus dan respon belaka, tanpa adanya penguatan.
Secara umum teori behavioristiklebih melihat sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik. Perilaku dalam pandangan behavioristik dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan melalui proses mental. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Memang stimulus atau penguatan sangat diperlukan bagi siswa untuk memberikan motivasi terhadap dirinya seperti pengutan terhadap hasil belajarnya yang bagus agar tetap ditingkatkan dan dipertahankan sedangkan untuk siswa yang hasil belajarnya kurang bagus diberikan penguatan agar jangan putus asa agar tetap rajin belajar memperbaiki dari kesalahanya. Jadi, keberhasilan belajar menurut teori behavioristik ditentukan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara memperbanyak stimulus-respon yang dilakukan kepada siswa.
Selanjutnya dua tokoh dari banyak tokoh-tokoh yang lain yaitu Piaget dan Brunner yang setuju dengan teori kognitif. Pada hakekatnya teori kognitif adalah suatu teori pembelajaran yang cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik. Aspek positif dari teori ini adalah kecerdasan peserta didik perlu dimulai dari adanya pembentukan kualitas intelektual. Secara umum teori kognitif memiliki pandangan bahwa belajar atau pembelajarn adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitas lainnya. Belajar juga dapat dikatakan bagian dari kegiatan yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks dan kompeherensif.
Teori ketiga dari empat teori yang ada adalah teori kontruktivisme, teori ini masih bagian dari teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget. Hanya saja teori ini lebih menekankan pada pengetahuan yang dibangun atas dasar pengalaman yang nyata dari lapangan. Sehingga model pembelajaranya dilakukan secara natural. Siswa cepat mendapatkan pengetahuan bila pengetahuan tersebut dibangun atas dasar pengalaman yang nyata dari lapangan. Jadi inti dari teori ini adalah bagaimana individu tersebut bisa membangun dirinya sendiri untuk belajar sendiri sehingga guru bukan satu-satunya sumber untuk mendapatkan pengetahuan.
Teori yang memanusiakan manusia merupakan teori humanism yang merupakan teori ke empat. Oleh sebab itu teori ini sifatnya lebih menekankan bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimiliki, baik dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Kenyataan di lapangan, dari berbagai sumber ternyata penggunaan teori pembelajaran di daerah perkotaan dan daerah pedalaman bergeda. Sumber yang berasal dari beberapa guru sekolah dasar lansung yang mengadakan pengajaran di pedalaman ternyata lebih dominan menggunakan teori humanisme yaitu guru yang mengikuti keadaan muridnya, sedangkan sumber lainyang mengajar didaerah perkotaan lebih mendominankan pembelajaran dengan teori kontruktivisme yang menjadikan guru bukan satu-satunya sumber untuk mendapatkan pengetahuan.
Pergeseran Teori-teori Pembelajaran
Pergeseran teori-teori pembelajaran terjadi akibat adanya ketidak sempurnaan atau kekurangan satu teori sehingga akan disempurnakan dengan teori-teori yang lainya.
Pada teori behavioristikmenekankan bahwa proses pembelajaran lebih menekankankan pada pemberian stimulus(rangsangan) dan respon yang muncul dari siswa. Pada model pembelajaran ini kualitas manusia dilihat dari aspek kinerja/perilaku yang dapat dilihat secara empirik(nyata). Jadi meskipun siswa sudah manguasai materi yang disampaikan apabila perilakunya tidak berubah maka dia tetap saja dianggap belum belajar.Teori ini mengalami pergeseran ke teori kognitifisme yang lebih menekankan pada kemampuann intelektualnya, jadi pada teori ini sudah tidak harus menggunakan stimulus-stimulus lagi dalam mengembangkan diri, jadi pengajaran yang baik selain memberikan informasi juga menggerakan siswa agar bagaimana siswa dapat menaiki hierarki menuju level pengetahuan yang semakin tinggi.
Teori kognitif juga mengalami pergeseran ke teori konstruktivisme. Membaca sesuatu kemudian mengingat, memahami, menerapkan sampai pada sintesis adalah tingkatan pada ranah kognitif. Teori kognitif memang membuat siswa kaya akan pengetahuan. Tetapi pengetahuan yang didapat karena membaca akan cenderung cepat hilang dibandingkan pengetahuan yang di dibangun dari pengalaman yang nyata dari lapangan. Maka, piaget mengembangkan teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman yang nyata dari lapangan.
Demikian juga dengan teori konstruktivisme mengalami pergeseran ke teori humanistik. Membangun pengetahuan melalui pengalaman yang nyata dari lapanganmasih berorientasi pada aspek intelektual seperti teori kognitif sehingga teori ini dirasa kurang seimbang. moral dalam pembelajaran juga penting ditanamkan bagi siswa karena ilmu akan berguna bagi orang yang mempunyai moral baik atau tinggi.
Dari uraian-uraian mengenai teori pembelajaran, masa kini, sekarang dan yang akan datang dapat diambil kesimpulan bahwa diantara kesemuanya itu tidak ada teori yang paling sempurna, sehingga dalam penggunaanya dapat di padukan dari berbagai teori tersebut sehingga mendapatkan kesempurnaan yang ingin dicapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H