Lihat ke Halaman Asli

Wamin Apriansyah

Hadapi, Hayati Nikmati

Rebo Wekasan, Kepercayaan Ritual Adat Orang Jawa

Diperbarui: 13 September 2023   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upacara adat Rebo Wekasan (sumber gambar Media Indonesia)

Bulan sapar merupakan bulan kedua  penanggalan hijriah islam. Setiap akhir bulan sapar dana hari dimana ini menjadi tradisi orang jawa atau islam dengan rebo wekasan atau rebo pungkasan.

Pada dasarnya rebo wekasan merupakan tradisi perayaan hari rabu terakhir dibulan sapar, sebagai permohonaan tolak bala dan keselamatan kepada sang pencipta.  

Tradisi ini masih dianut dilaksanakan kebanyakan oleh Masyarakat Jawa timur, jawa Tengah, jawa barat dan Banten. Terdapat amaliyah yang biasa dilaksanakan pada hari tersebut yang mencakup shalat, dzikir, doa, puasa dan tabarruk dengan asma Allah atau ayat-ayat al-Quran yang dikenal dengan ayat Selamat.

Amaliyah tersebut dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar terhindar dari segala macam musibah dan cobaan.

Dilansir dari inews.id Menurut Ibnu Utsaimin rahimahullah, kata Safar dalam hadis tersebut memiliki makna yang bervariasi. Namun yang paling kuat menurut umat Jahiliah adalah sebagai bulan kesialan, sehingga sebagian orang jika selesai melakukan pekerjaan tertentu pada hari ke-25 dari bulan Safar merasa lega, dan berkata, "Selesai sudah hari kedua puluh lima dari bulan Safar dengan baik."

Ada pendapat lain dalam kitab Kanzum najah was-surur fi fadhail al-azminah wash-shuhur, abdul hamid Quds menyebutkan sebagian besar para wali allah yang memiliki tingkat pengetahuan spiritual tergolong tinggi, mengungkapkan bahwa allah menurunkan sekitar 320.000 jenis bala bencana ke bumi untuk pertama kalinya, pada hari rabu terakhir dibulan safar setiap tahunnya.

Masyarakat jawa melaksanakan ritual adat memperingati rabu wekasan. Didaerah Cilacap biasanya melakukan ritual Sedekah Ketupat untuk memohon keselamatan pada sang pencipta.

Berbeda dengan wilayah Yogyakarta, wonokromo dan Bantul, Masyarakat setempat mengadakan upacara dengan adatnya masing-masing, sperti pawai dengan pakaian tradisional menggambarkan keselamatan, berdoa dari marabahaya.

Didaerah jawa barat sendiri terutarama wilayah pantura Cirebon, indramayu, subang, biasanya mengadakan ngirab ritual adat tradisional yang bertujuan sebagai permohonan tolak bala dari bahaya yang ada.

Perayaan dengan adat maupun ajaran agama, menghargai adat tradisional saling menjaga diberikan keselamatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline