Lihat ke Halaman Asli

Strategi Masuk Sekolah Impian

Diperbarui: 19 Juni 2016   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap tahun banyak siswa dan orang tua yang disubukan dan dipusingkan oleh PPDB, alias penerimaan peserta didik baru. Banyak  hal yang baru, bisa system yang berubah atau pun oprator yang berubah… khusus operator tahun ini gagal sekali hingga harus kembali ke oprator lama yang memang telah terbuk bagus.

Masuk ke SMA Favorite yang memang diakui dan harus diakui mempermudah untuk masuk ke perguruan  tinggi negeri tentunya, atau pun beasiswa mancanegara. SMA Negeri terbaik ada di Jakarta, selain berprestasi,  berprestise dan yang pasti SMA NEGERI di Jakarta GRATIS. Sebenarnya bukan gratis, tetapi pembiayaan diambil alih oleh Pemerintah Daerah.

Bayangkan kalau bisa jadi siswa SMA Negeri 8 Jakarta, langganan peringkat TERBAIK UN, alumni yang banyak diterima di PTN dan PTLN... selalu menembus angka 93% lebih... dan PTN yang menerima langgan UI dan ITB.... selalui menjadi yang terbaik di Olimpiade Sain Nasional... menjadi pemasok medali terbanyak untuk DKI dan Nasional... tahun 2016 4 emas,  3 perak dan 3 perunggu mengalahkan semua sekolah di Indonesia...dan selalu mengirimkan siswa ke ajang Olimpade sains internasional.

Setiap tahun jalur masuk ke SMA Negeri di Jakarta, adalah Jalur Prestasi, Jalur Umum, Jalur Lokal dan Jalur Umum ke-2. Syarat sudah jelas, jalur prestasi hanya mempertimbangkan sertifikat dan jumlah medali, dan tentunya jugga melihat skala kejuaaran, nasional atau internasional,  perorangan atau beregu, SMA Negeri 8 Jakarta meneriam 5% dari daya tampung yang ada, tahun 2016 menerima 16 Peserta Didik IPA dan 2 Peserta Didik IPS.

Saya akan coba bahas strategi PPDB. Jalur PPDB mempunyai kekhasan sendiri, jalur umum kuotanya 35 % belum termasuk Jalur Prestasi 5 % dan Siswa Luar DKI 5% juga. Sedangkan jalur Lokal besarnya 55% dan hanya dapat dikuti oleh siswa yang BERDOMISILI di zona sekoah tertentu.

Wajar ketika sebelum bulan April di tahun yang sama banyak orang tua siswa yang me”mutasikan” ananda ke kakek, nenek, saudara bahkan kenalan untuk dicatakan namanya di KK mereka, sebagai warga wilayah zona tersebut. Tidak salah karena sistem memperbolehkan hal itu.

Jadi langkah pertama : pindahkan KK anak ke zona sebuah sekolah yang akan dituju, memudahkan masuk ke sekolah tujuan karena Jalur Lokal. Jauh-jauh hari akan lebih bagus.

Langkah kedua : Siswa harus mendapatkan NILAI UJIAN NASIONAL yang tinggi. Tetap belajar di sekolah, ikut pendaman di sekolah, tapi juga harus ikut di lembaga lain yang mempunyai kompetensi baik. Kalau hanya mengandalkan sekolah maka kemampuan siswa akan sama dengan sekiann ratus siswa di sekolah. Belajar di tempat lain, mau itu Bimbingan Belajar, Bimbingan Tes atau Les Private, punya nuansa yang berbeda. Salah satu yang tidak akan ada di sekolah adalah tingkat kompetensi yang lebih beragam. Siswa akan beretemu dengan kompetitor lain di awal-awal kelas VIII.

Persiapan harus dilakukan saat kelas VIII, karena kelas IX akan menjadi masa dimana siswa hanya akan mengasah kepintaran dan kecerdasan untuk menjawab soal-soal Ujian Nasional. Fokus dan Target.... sekolah impian.

Langkah ketiga : Belajar mandiri di rumah secara mandiri atau berkelompok.  Tutor sebaya justru akan mempercepat pemahaman dan kebersamanan siswa untuk saling memberi secara benar. Tingkat kemandirian dan kompetensi akan sejalan.

Langkah ke empat : Setelah lulus ujian, saat pedaftaran PPDB, jangan terburu-buru, cari data pendukung : sebaran nilai UN tahun berjalan di Jakarta, bisasnya ada di situs PPDB, yang kedua bisa juga mencari peringkat siswa di SMP baik seSMP atau se Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline