Lihat ke Halaman Asli

Polemik Progam PKH

Diperbarui: 3 Februari 2019   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bantuan untuk keluarga harapan memang menggiurkan, setiap tahun untuk anak SD dapat mengantongi satu jutaan lebih. Dengan dalih mensejahterakan keluarga miskin.

Namun benarkah PKh itu sudah tepat sasaran? Menurut hemat saya, sepertinya belum. Apakah hal ini ada ketidakakuratan data? Saya juga tidak tahu. 

Namun yang jelas, di wilayah saya, penerima PKh kebanyakan orang mampu. Banyak dari mereka penerima PKh adalah karyawan atau setidaknya memiliki lebih dari dua kendaraan bermotor. 

Jika di telaah lebih lanjut, hal ini tentu tidak adil. Karena masih ada orang yang tidak mampu yang belum mendapatkannya. Jadi penting jika hal ini harus di teliti ulang. Kejujuran aparat desa tentu sangat berpengaruh dalam ketepatan sasaran bantuan ini.

Karena jika hal ini berlanjut akan menimbulkan ketimpangan dan kecemburuan sosial.  Diri saya misalnya, jika dilihat dari sisi ekonomi tentu berada di ekonomi bawah, dengan satu anak. Dan suami adalah buruh serabutan yang tidak tentu.

Jika dibandingkan dengan teman saya penerima PKH lainnya tentu berada dibawahnya. Banyak dari mereka memiliki ternak, sapi, kambing lebih dari dua. Dengan ekonomi yang cukup. Lantassaya bertanya dalam diri saya, kenapa hal ini bisa terjadi? Dan hal ini tidak hanya terjadi di sekitar saya. 

Jadi akan lebih baik apabila pemerintah turun langsung kemasyarakatan untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Saya rasa keluhan seperti ini banyak terjadi di masyarakat.

Diharapkan, keadilan dan ketepatan sasaran dalam program ini, sehingga sangat dirasakan manfaatnya. Dan tidak menimbulkan polemik berkelanjutan di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline