Lihat ke Halaman Asli

Adi Sinaga

pekerja sosial

Tradisi Makan Haram di Hari Minggu

Diperbarui: 20 Juni 2021   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari libur dan terkhusus Hari Minggu selalu memiliki rezekinya sendiri. Di hari itu orang sudah merencanakan untuk menikmati hari dengan suasana dan nuansa yang diinginkan. Di hari itu pula orang-orang memilih untuk mengeluarkan biaya lebih besar sebagai terapi muzarab dalam mengembalikan kualitas diri dengan berada di luar rumah untuk sesaat. 

Hari ini kita menyepakati sebagai kondisi yang tidak normal karena masih diselimuti wabah virus korona, sementara sebelum pandemi adalah masa normal karena kita tidak diatur dengan ketat mengenai 3M, 5M, 3T atau akronim apapun yang diyakini sebagai kiat pencegahan tertular virus. Sungguh masa yang memprihatinkan sekaligus memilukan karena begitu banyak yang menyeka air mata tanpa mampu mengekspresikan emosi pada jasad yang tercinta.

Di hari libur yang normal lazimnya aktivitas dan pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain cukup tinggi karena memanfaatkan waktu sehari untuk bisa berbagi kebahagiaan bersama keluarga, bisa dengan pergi ke tempat hiburan atau keramaian. Tak terkecuali kalangan umat Kristiani yang secara berbondong dalam keluarga mereka biasanya ada yang menuju rumah ibadah. Memang rumah ibadah bukanlah tempat hiburan, tentu ini tak perlu dijelaskan, tetapi rumah ibadah bisa menjadi tempat terbaik untuk memulihkan energi dan menjernihkan pikiran atas rutinitas pekerjaan lima hingga enam hari sebelumnya. 

Yang mau diungkapkan bukanlah tentang kunjungan ibadahnya, tetapi selepas ibadahnya. Beberapa keluarga biasanya memiliki tradisi makan bersama di warung atau rumah makan selepas beribadah, terutama rumah makan yang manyajikan menu utama daging babi. Tak dapat dipungkiri bahwa makan bersama keluarga dengan mengunjungi rumah makan yang menyediakan hidangan "perbabian" menjadi salah satu favorit. Ini membangun kebiasaan baik untuk menikmati kebersamaan dalam keluarga dan sekaligus selalu diingat bahwa menu dengan sajian daging babi adalah menu terbaik.

Meski tidak seramai di masa-masa normal sebelumnya, tetapi tradisi makan haram ini masih tetap terjaga di beberapa kalangan keluarga Kristiani meski tidak semua melakukan hal yang sama. Masih bisa terlihat bahwa di Hari Minggu rumah-rumah makan yang menyediakan menu haram ini dipenuhi dengan meja-meja yang setiap keluarga ada di sana. Di masa pandemi seperti ini menjaga asupan untuk kesehatan tentulah hal yang harus diperhatikan, terutama kesehatan mental. Makan bersama keluarga dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan setidaknya masih menjadi hal positif dalam menjaga ketahanan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline