Siapa yang berani mengklaim bisa memberi kepastian tentang masa depan? Bahkan meskipun maut itu adalah suatu kepastian, tetap saja tak seorang pun yang bisa memastikan kapan datangnya.
Untuk menghindari ketakaburan, orang mengenal kalimat, "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan". Apa saja bisa terjadi, yang membuat rencana yang diperkirakan pasti terjadi, bisa meleset.
Tetapi manusia tetap ingin menaklukkan sesuatu yang dianggap tak mungkin. Maka manusia pun mencari kepastian itu melalui ramalan. Ilmu pengetahuan modern membuat prediksi yang bersandar pada teori ilmiah.
Memang ramalan dan prediksi itu tidak menjamin kepastian 100%. Tetapi paling tidak manusia dapat memperoleh kebutuhannya tentang gambaran kepastian di masa depan.
Yang dilakukan manusia ribuan tahun lalu, lain lagi. Pada saat ilmu pengetahuan modern belum lahir, mereka punya cara sendiri untuk memberi kesahihan pada predikasinya.
Manusia ribuan tahun lalu sudah punya kesadaran, bahwa ramalan tentang masa depan harus dilakukan oleh orang yang berkualifikasi, agar ramalan itu bisa dipercaya.
Kuil Dewa Apollo
Demi mendapatkan ramalan dari peramal "berkualifikasi", manusia rela menempuh jarak bermil-mil jauhnya. Mendaki gunung, menuruni lereng dan lembah, di saat belum tercipta sarana transportasi modern seperti sekarang.
Dan di salah satu tempat itulah saya berada. Saya berkunjung ke situs purbakala di Delphi, Yunani. Tempat ini dinamakan Kuil Dewa Apollo, yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia. (Video di bawah ini).
Untuk mencapai kuil ini, saya mendaki bukit. Jalannya berbatu-batu dan licin, karena sedang hujan pada saat saya mendaki.