Penulis: Walentina Waluyanti
Saat sedang makan di restoran dari sebuah hotel antik di Austria, mata saya tertumbuk pada nama yang tidak asing lagi. Tampak terukir nama Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Nama Sultan Yogyakarta sudah biasa kita dengar. Tapi nama ini menjadi hal yang tidak biasa, ketika nama Sri Sultan dari Yogyakarta ini terpampang di plakat marmer di depan hotel di kota Innsbruck, Austria.
Penasaran, kemudian saya mendekati tembok yang memamerkan sederet nama pesohor dunia. Nama-nama mereka terpampang di tembok, terukir di atas permukaan marmer, di samping pintu masuk hotel.
Deretan nama para tokoh dunia itu ada kaisar, raja dan ratu di Eropa, ada juga Ratu Sirikit dari Thailand, penerima hadiah Nobel, astronot, ilmuwan, sastrawan, seniman, musikus, politisi, ahli filsafat, dan pesohor dari berbagai kalangan.
Meskipun hotel ini pernah diinapi para pesohor termasuk para bangsawan, namun hotel ini sama sekali jauh dari kesan mewah.
Bangunannya tidak besar, terletak di sudut jalan kecil. Temboknya terlihat kusam, semakin menguatkan kesan antik hotel ini.
Hotel bernama Goldener Adler ini adalah salah hotel tertua di Eropa, dibuka sejak tahun 1390, masih tetap beroperasi hingga kini. Goldener Adler artinya elang emas. Di depan hotel, simbol elang emas ini tampak terpancang pada tembok di bagian atas hotel.
Simbol elang emas adalah simbol yang sudah digunakan sebagai lambang kekaisaran oleh Kekaisaran Romawi Suci sejak pemerintahan kaisarnya yang pertama, Kaizar Maximilian I (Kaisar ini pernah menginap di Hotel Goldener Adler).
Burung elang juga adalah simbol dari pasukan Romawi pada zaman Romawi kuno. Selain simbol elang emas, di depan hotel tampak berkibar panji-panji merah putih dengan gambar burung elang.